KPPBC Kudus
KPPBC Kudus Melakukan 78 Penindakan Rokok Ilegal Sepanjang Tahun Ini
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Kabupaten Kudus sedikitnya telah melaksanakan 78 penindakan rokok ilegal
Penulis: raka f pujangga | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Kabupaten Kudus sedikitnya telah melaksanakan 78 penindakan rokok ilegal sepanjang 1 Januari hingga 11 Oktober 2021.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) KPPBC Tipe Madya Kabupaten Kudus, Dwi Prasetyo Rini menyampaikan, penindakan itu menghasilkan 11.872.505 batang dengan total nilai barang sebanyak 12,1 miliar dan potensi kerugian 7,98 miliar.
Pada trimester ketiga 2021, penindakan terbesar terjadi pada bulan September 2021 sebanyak 12 surat bukti penindakan (SBP).
"Pada bulan September 2021 saja kami menemukan barang bukti mencapai 2,3 juta batang," ujarnya.
Penindakan yang paling banyak di bulan September itu membuat nilai barang sitaannya menjadi yang terbesar pada trimester ketiga mencapai Rp 2,43 miliar.
"Kerugian negaranya mencapai Rp 1,59 miliar," kata dia.
Sedangkan pada bulan Juli hanya enam penindakan dengan jumlah sitaan 1,3 juta batang dan bulan Agustus sebanyak 12 penindakan dengan sitaan sebanyak 1,1 juta batang.
Adapun nilai barangnya bulan Juli sebesar Rp 1,36 miliar dan bulan Agustus sebesar Rp 1,19 miliar.
"Potensi kerugiannya bulan Juli Rp 890 juta dan bulan Agustus Rp 780 juta," kata dia.
Kendati banyak kasus yang berhasil diungkap, dan sejumlah pelaku dijerat hukuman penjara serta denda sesuai undang-undang nomor 39 tahun 2007 tentang cukai.
Hal itu bukanlah tujuan Bea Cukai, untuk memenjarakan dan memberikan denda sebanyak-banyak.
"Memenjarakan orang bukanlah kebahagiaan kami, yang terpenting kalau bisa tidak ada lagi rokok ilegal," ujarnya.
Sehingga seluruh produsen membuat rokok legal yang telah dilekati pita cukai agar tercipta keseimbangan.
Pasalnya rokok memiliki dampak negatif bagi kesehatan sehingga hasil cukainya diharapkan bisa dimanfaatkan kembali bagi masyarakat.
"Karena rokok ini memiliki dampak yang perlu dikendalikan, sehingga penerimaan negara di bidang cukai juga dikembalikan untuk masyarakat," ucapnya.