Pertamina Cilacap

Selasar Makna Sumpah Pemuda, Jamaludin dan Pertamina Rajut Asa untuk Dusun 3T

Suara air mengalir deras dari pipa putih yang tersambung dengan rangkaian mesin desalinasi air dan torrent besar.

Editor: abduh imanulhaq
PERTAMINA CILACAP
Muhammad Jamaludin yang dipercaya sebagai pengurus mesin desalinasi air bernama Sistem Desalinasi Air Berbasis Masyarakat (Sidesi Mas) 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Suara air mengalir deras dari pipa putih yang tersambung dengan rangkaian mesin desalinasi air dan torrent besar berkapasitas 1.050 liter.

Beberapa jeriken ukuran 30 liter sudah antre di depan pipa tersebut, menunggu giliran terisi.

Sambil menanti jeriken terisi penuh, warga terlihat sumringah menikmati kondisi dusun mereka yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Begitulah pemandangan keseharian setahun terakhir di Dusun Bondan, sebuah dusun terpencil di Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, kecamatan termuda di Kabupaten Cilacap.

Tidak ada lagi konvoi perahu warga demi mendapatkan air bersih di pulau Nusakambangan yang terbilang cukup jauh dari dusun.

Sebelumnya, Dusun Bondan masuk kategori wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal).

Adalah Muhammad Jamaludin (29) yang dipercaya sebagai pengurus mesin desalinasi air bernama Sistem Desalinasi Air Berbasis Masyarakat (Sidesi Mas) ini dengan sabar dan telaten membantu warga memenuhi salah satu kebutuhan hidup manusia tersebut.

Muhammad Jamaludin (29)
Muhammad Jamaludin (29) (IST)

“Rasa syukur tak terhingga dengan adanya Sidesi Mas, kehidupan kami jauh lebih baik,” katanya membuka cerita.

Jamal mengungkapkan jauh sebelum ada bantuan mesin desalinasi, warga sangat kerepotan dalam memenuhi air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kami harus naik perahu sejauh 7 kilometer menuju Pulau Nusakambangan untuk mendapatkan air bersih dengan biaya sekitar 250 ribu rupiah untuk satu perahu penuh air bersih,” ujarnya.

Berbagai upaya dilakukan Jamal bersama warga untuk terbebas dari permasalahan ini, di samping permasalahan utama lainnya, yakni tidak adanya akses listrik.

Lalu secercah harapan muncul pada 2017, ketika PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mengenalkan teknologi Hybrid Energy One Pool (HEOP).

“Teknologi ini menggabungkan kincir angin dan panel surya sehingga kami bisa memproduksi listrik secara mandiri dan mendapatkan penerangan,” kata Jamal.

Pengembangan teknologi ini adalah kerjasama antara Pertamina dengan Politeknik Negeri Cilacap.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved