Berita Internasional
Korea Utara Berhasil Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik dari Kapal Selam di Laut Jepang
Korea Utara mengonfirmasi telah berhasil menguji coba peluncuran rudal balistik kapal selam (SLBM) baru.
Apa pentingnya peluncuran rudal balistik bagi Korea Utara?
Pada Oktober 2019, Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal balistik yang dari kapal selam (SLBM), yang disebut Pukguksong-3.
Pada saat itu, KCNA mengatakan telah ditembakkan dari sudut tinggi untuk meminimalkan "ancaman eksternal".
Namun, jika rudal diluncurkan pada lintasan standar, bukan vertikal, ia bisa menempuh jarak sekitar 1.900 km. Jarak itu akan mampu menghantam semua Korea Selatan dan Jepang.
Rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam juga dapat membuatnya lebih sulit dideteksi dan memungkinkan mereka untuk mendekati target lainnya.
Uji coba peluncuran rudal balistik terbaru terjadi ketika Korea Selatan juga mengembangkan senjatanya, yang menurut pengamat itu terlihat seperti perlombaan senjata di semenanjung Korea.
Seoul mengadakan pameran pertahanan terbesar Korea Selatan pada pekan ini.
Acara tersebut akan mengungkap persenjataan terbaru negara, seperti jet tempur dan rudal.
Korea Selatan diketahui juga akan segera meluncurkan roket luar angkasanya sendiri.
Korea Utara dan Selatan secara teknis adalah dua negara yang masih berperang karena Perang Korea, yang membagi wilayah semenanjung menjadi dua itu hanya menyepakati gencatan senjata pada 1953, tidak kesepakatan damai.
Dalam Perang Korea tersebut, AS berada di posisi mendukung kubu Selatan.
Kim Jong Un mengatakan pekan lalu bahwa pada dasarnya dia tidak ingin perang pecah lagi di semenanjung Korea. Namun, ia mengatakan, negaranya perlu terus mengembangkan senjata untuk pertahanan diri melawan musuh, yaitu AS yang memberikan sikap permusuhan.
Merespons perkembangan senjata nuklir Korea Utara, kepala intelijen Korea Selatan, Jepang, dan AS bertemu di Seoul untuk membahasnya.
Utusan AS untuk Korea Utara, Sung Kim, diperkirakan akan membahas bagaimana memulai kembali dialog dengan Pyongyang, termasuk apakah harus ada deklarasi resmi berakhirnya Perang Korea.
Dalam 24 jam terakhir, Sung Kim telah menegaskan kembali sikap pemerintahan Presiden AS Joe Biden bahwa terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat.