Berita Semarang
Penemuan Bayi Semarang, Bayi Perempuan Dibungkus Kardus dan Plastik, Dibuang di Saluran Air
Orok bayi perempuan ditemukan warga di saluran air Lapangan Sentiaki, Bulu Lor, Semarang Utara, Selasa (26/10/2021) sekira pukul 07.00 WIB.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Menanggapi hal tersebut, Mbah Man (bukan nama sebenarnya), warga Semarang berharap pelaku bisa diproses hukum, bila perlu diberi hukum yang berat.
Karena telah melakukan pembunuhan pada bayi yang tak bersalah dibunuh dengan sangat keji.
"Seharusnya berani berbuat berani bertanggungjawab, kenapa harus menghilangkan nyawa orang lain yang notabene darah dagingnya sendiri," ujar Mbah Man.
Menurutnya, saat melihat foto bayi tak berdosa itu beredar di media sosial, hatinya geram dan ingin melihat siapa pelaku yang tega melakukan hal ini.
"Apakah mereka tahu, banyak orang mendambakan buah hati, kenapa harus dibunuh. Janganlah berani berbuat dosa besar satu lalu diikuti dosa besar lainnya, jangan mau zinanya tapi tak mau tanggungjawabnya. Itu laki-laki macam apa, gentleman dikitlah itu urusannya sama Tuhan bukan hanya manusia dan polisi," ujar Mbah Man emosi.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan pelaku pembuang bayi tersebut ditangkap unit Resmob Polrestabes Semarang di kamar kosnya di daerah Kradenan Sampangan hari itu juga sekitar pukul 19.30.
Ada dua pelaku diketahui orang tua bayi tersebut yang ditangkap yakni Yustiani (23) warga Dukuh Kabupaten Brebes dan Andrianto (22) warga Kintelan Baru Kota Semarang.
"Barang bukti yang diamankan saat penangkapan di kos yaitu tiga botol obat penggugur kandungan, satu strip obat sakit kepala, satu buah botol minuman soda, kain lap pel, dan dua buah ponsel," ujar dia, Minggu (3/10).
Donny menerangkan, tersangka merupakan sepasang kekasih yang sudah berpacaran dalam dua tahun terakhir. Agustus lalu, Yustiani mengatakan bila ia hamil.
Saat itu, Andrianto menyarankan pada kekasihnya agar menggugurkan kandungan. Hal itu pun disetujui Yustiani.
"Kemudian Andrianto mencari obat penggugur kandungan dengan cara mencari atau browsing di internet," ujar dia.
Setelah mendapat obat penggugur kandungan, Andrianto memberikannya pada Yustiani. Obat itu diminum tiga hari berturut-turut.
Setelah itu, lanjutnya, Yustiani merasa sakit perut. Ia sempat hendak ke dokter untuk memeriksakan diri.
Namun belum sempat dipersika, ia masuk ke toilet di rumah warga Ringintelu. Di tempat itulah ia lalu melahirkan sekitar pukul 07.00.
"Karena takut diketahui orang banyak, bayi tersebut lehernya dijerat kain hingga meninggal," sambungnya.