Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Masih Kena Dampak Pandemi, Pelaku Seni Budaya Kendal Keluhkan Tak Ada Izin Gelar Event

Ketua Dewan Kesenian Kendal, Kiswanto mengaku belum mendapatkan izin menyelenggarakan event budaya dan kesenian.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Sejumlah pelaku seni budaya menampilkan kesenian kuda lumping dalam rangka memeriahkan Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10/2021) di Pantai Indah Kemangi. 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Ketua Dewan Kesenian Kendal, Kiswanto mengaku belum mendapatkan izin menyelenggarakan event budaya dan kesenian.

Meskipun saat ini, Kabupaten Kendal sudah berada di level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sementara event hajatan sudah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah daerah dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Baca juga: 12 Sekolah di Kota Semarang Belum Gelar PTM Terbatas, Restu Orangtua Jadi Alasan

Baca juga: 100 Pemuda Kendal Peringati Sumpah Pemuda di Pesisir Pantai

Baca juga: Ada yang Baru di Guci Tegal, Joglo Ageng Siap Manjakan Tamu dengan Suasana Asri yang Menenangkan

Kiswanto mengatakan, ada 100 lebih pelaku seni budaya di Kendal yang terdampak pandemi Covid-19.

Kegiatan seni budaya yang biasanya dihelat dengan meriah, terpaksa vakum selama 2 tahun terakhir.

Para pelaku seni kehilangan pendapatan dari rutinitas kesenian.

Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan titik terang kapan pelaku seni budaya di Kendal diizinkan untuk tampil kembali di tengah masyarakat.

"Hampir dua tahun vakum, kegiatan kami mati suri. Entah sampai kapan, masih menunggu izin dari pemerintah provinsi dan kabupaten," ungkapnya, Kamis (28/10/2021).

Kiswanto menjelaskan, selama pandemi berlangsung, para pelaku seni budaya hanya bisa berlatih di tempat tertutup.

Sesekali mengadakan event virtual sebagai pengobat rindu saja.

Di antaranya pelaku seni budaya barongan, kuda lumping, hingga pelaku seni tari-tarian khas daerah.

"Saat ini perkembangan PPKM semakin baik, kami harap kegiatan bisa dibuka lagi. Itu saja," pinta dia.

Kiswanto menerangkan, matinya kegiatan pelaku seni budaya berdampak pada perekonomian keluarga masing-masing.

Mereka berjibaku mendapatkan pekerjaan lain untuk menyambung hidup keluarga.

"Dampak yang paling kami rasakan adalah ekonomi. Banyak anggota yang kelimpungan, yang punya kerjaan bisa fokus pada kerjaan. Yang pelajar fokus belajar, yang gak punya pekerjaan cari pekerjaan serabutan untuk menyambung hidup," ujar dia. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved