Bisnis
BI Jateng Jembatani UMKM Bisa Ekspor Produknya ke Eropa
Dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng Pribadi Santoso, kontribusi UMKM terhadap ekspor saat ini dinilai masih rendah
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bank Indonesia Jawa Tengah terus mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memperluas pasar ekspor.
Dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng Pribadi Santoso, kontribusi UMKM terhadap ekspor saat ini dinilai masih rendah sehingga perlu adanya dukungan untuk akses pasar lebih luas.
"Lebih dari 95 persen tenaga kerja kita porsinya ditopang oleh UMKM, jadi perannya terhadap tenaga kerja relatif tinggi."
Baca juga: Tingkatkan Promosi Produk, Dosen FTIK USM Semarang Latih UMKM Batik Durenan Indah Semarang
Baca juga: Cek Ide Bisnis Masa Mendatang Hasil Kompetisi Politeknik Kendal, Pacu Peran Mahasiswa untuk UMKM
Baca juga: Video Cerita Pelaku UMKM Semarang Andalkan Platform Digital untuk Bangkit
"Sementara kontribusi UMKM terhadap ekspor masih rendah, kurang dari 15 persen."
"Ekspor ini kami dorong supaya bisa menutup daya beli yang masih rendah di domestik dari sisi ekspornya," jelasnya di sela seremoni pelepasan ekspor di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Jumat (29/10/2021).
Pribadi melanjutkan, produk UMKM di Jawa Tengah telah terbuka lebar untuk pasar internasional.
Utamanya yakni di Eropa dan Amerika Serikat yang dinilai sangat potensial sebab banyaknya peminat terhadap produk tersebut.
Disebutkan, permintaan ekspor untuk komoditas non migas tahun 2021 secara nasional, pada Januari sampai dengan Agustus tumbuh 37,0% (yoy) didorong oleh ekspor produk karet dan kayu, dengan negara tujuan ekspor Tiongkok 22,1%, ASEAN 19,7%, Amerika Serikat 11,8%, dan Uni Eropa 8,31%.
Sementara negara tujuan dari ekspor non migas khusus produk furniture adalah Amerika Serikat 39,8%, Jepang 9,1%, Tiongkok 6,9%, Uni Eropa 13,17%, dan ASEAN 5,91% seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Hal itu pulalah yang menurutnya penting bagi produk UMKM Jateng memiliki showroom di Uni Eropa, yang di antaranya kini telah diupayakan di Belgia.
"Pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat ini potensial selain pasar Jepang dan Tiongkok karena lebih dari 50 persen ada di Eropa dan Amerika Serikat."
"Harapannya dengan ruang show di Belgia, produk-produk kita semakin dikenal oleh masyarakat Uni Eropa sehingga nanti permintaannya meningkat," terangnya.
Pribadi menyebutkan, dalam upaya ekspor saat ini masih ada kendala dalam perdagangan global.
Di antaranya yakni melambungnya harga minyak yang memberikan dampak bagi pasar ekspor.
Namun dikatakan, untuk melakukan pameran produk UMKM furniture di Belgia ini, Bank Indonesia Jateng melakukan promosi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dan Codesignhub-Belgium .
KPwBI Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini mengikutsertakan UMKM Binaan dalam pameran tersebut, yakni delapan UMKM yang produknya dikirim ke Belgia, dua UMKM merupakan binaan/mitra KPwBI Provinsi Jawa Tengah yang telah menjadi peserta UMKM Gayeng yaitu Naruna Ceramic, dan Kibti Craft.
Baca juga: Ada Kecurangan Tes CPNS di Banyak Tempat, Gubernur Ganjar Pranowo: Kalau di Jateng, Tidak Ada Ampun!
Baca juga: Aksi Marah Ganjar Bikin Jembatan Timbang Jateng Bebas Pungli
Baca juga: Selamat, Desa Cikakak, Banyumas Juara Umum Desa Wisata Terbaik se-Jateng
Nilai produk yang diikutsertakan dalam pameran furniture di Belgia sekitar $16.704 (sekitar Rp237 juta).
Produk akan dikirimkan pada 7 November mendatang, untuk selanjutnya ditampilkan pada acara pameran furniture di Antwerpen, Belgia.
"Kami memberikan support untuk menembus pasar ekspor, yaitu bagaimana cara UMKM ini naik kelas," tukasnya. (idy)