Berita Jateng
Dua Harga Bahan Makanan Ini Picu Inflasi Jateng, Apa Itu?
Komoditas cabai merah dan minyak goreng menjadi penyumbang terbesar inflasi Jateng pada Oktober 2021 sebesar 0,25 persen.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Komoditas cabai merah dan minyak goreng menjadi penyumbang terbesar inflasi Jateng pada Oktober 2021 sebesar 0,25 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat, cabai merah memberi kontribusi sebesar 0,08 persen, disusul minyak goreng sebesar 0,05 persen.
"Penyumbang inflasi paling menonjol (Oktober 2021-Red) adalah harga cabai merah yang terjadi kelangkaan pasok karena memang musimnya adalah musim tanam cabai," kata Plt Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono, dala rilis berita resmi secara virtual, Senin (1/11).
Setelah cabai merah dan minyak goreng, menurut dia, beberapa komoditas turut menjadi pemicu inflasi di Jateng pada Oktober lalu, yakni angkutan udara sebesar 0,03 persen, cabai rawit sebesar 0,01 persen, rokok kretek filter sebesar 0,008 persen.
Selain itu juga bawang putih, kontrak rumah, sabun detergen, buncis, dan besi beton juga turut menyumbang inflasi pada Oktober.
"Jadi memang yang menjadi pendorong adalah dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau," terangnya.
Adapun, harga telur ayam ras masih menjadi penyumbang tertinggi deflasi di Jateng pada Oktober 2021 sebesar 0,03 persen, disusul tomat 0,01 persen, mobil 0,01 persen, emas perhiasan 0,01 persen, dan batu bata 0,004 persen.
"Kelompok telur ayam ras kita tahu bahwa pada Oktober lalu banyak keluhan peternak ayam, terutama harga telur ayam ras menurun, di samping produksinya tinggi, tetapi juga ada suplai dari beberapa wilayah di Jateng.
Kemudian harga mobil mengalami penurunan akibat masih berlakunya insentif PPnBM, kemudian juga harga emas yang tingkat dunia mengalami penurunan, dan juga batu bata," terangnya.
Berdasarkan catatan BPS Jateng, Sentot menuturkan, pada bulan sebelumnya yakni Agustus dan September, Jateng sempat mengalami deflasi. Kemudian, terjadi perkembangan harga pada Oktober, sehingga terjadi inflasi sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 106,26.
"Dengan inflasi 0,25 pesen, maka inflasi tahun kalender 2021 di Jateng mencapai 0,71 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 1,35 persen. Ini masih berada jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, yaitu kurang lebih 2 persen," jelasnya.
Sentot menyebut, inflasi itu terjadi di seluruh kota yang diamati di Jateng dengan total enam kota. Kota dengan inflasi tertinggi yakni Cilacap, diikuti Purwokerto, Kudus, Surakarta, Semarang, dan Tegal.
"Kalau dibandingkan dengan inflasi di ibukota provinsi pulau Jawa, Semarang menduduki urutan kedua, hampir sama dengan Yogyakarta," tuturnya. (idy)
Baca juga: Jadwal TV Televisi Hari Ini Selasa 2 November 2021 di Trans TV RCTI Trans7 GTV SCTV dan Lainnya
Baca juga: Kenapa Bank Besar Belum Tentu Menang dalam Persaingan di Era Digitalisasi?
Baca juga: Rachel Vennya Mendadak Bungkam Seusai Diperiksa Polisi
Baca juga: BERITA LENGKAP : 70 Siswa dan Tenaga Pendidik di Semarang Terkonfirmasi Positif Covid-19