Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Jombang, Tumbuhan Berkhasiat Tingkatkan Trombosit hingga Antidepresan

Jombang atau sering disebut Common Dandelion merupakan tumbuhan yang seringkali dianggap sebagai gulma.

Editor: galih permadi
Budi Santoso/BKSDA Jateng
Jombang atau sering disebut Common Dandelion merupakan tumbuhan yang seringkali dianggap sebagai gulma. 

TRIBUNJATENG.COM - Jombang atau sering disebut Common Dandelion merupakan tumbuhan yang seringkali dianggap sebagai gulma.

Tumbuh liar di halaman, pinggir sungai dan pinggir jalan.

Merupakan tumbuhan asli Eropa, yang kemudian menyebar hampir di seluruh dunia.

Daun mudanya bisa dimakan mentah atau dimasak.

Akar tunggangnya dapat direbus dan dimakan atau dikeringkan dan digiling sebagai bahan dasar minuman.

Selain itu ternyata daun, bunga, batang serta akarnya dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal yang mempunyai segudang manfaat.

Manfaat
Menurut Ali dan Halimah (2020) tanaman Jombang memiliki aktivitas antioksidan, antifibrosis, hepatoprotektif, antijamur, antibakteri, antiinflamasi, antiinfluenza, antidepresan, antiproliferatif, dan meningkatkan pengosongan lambung.

Seluruh tanaman Jombang bermanfaat, mulai dari daun, batang hingga akarnya.

Tanaman Jombang mempunyai rasa manis dan pahit.

Sifat tanaman yang dingin ini berfungsi memperkuat hati (liver) dan lambung.

Selain itu Jombang juga berfungsi sebagai anti biotik, antiradang, menghilangkan bengkak, menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diurentik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan produksi empedu.

Tanaman ini mengandung Vitamin C tak heran kalau bunganya pun juga juga di pakai sebagai pewarna minuman.

Daun Jombang seringkali dimanfaatkan sebagai lalapan, masyarakat percaya manfaatnya untuk meningkatkan Trombosit dalam darah serta anti Kanker yang berfungsi sebagai antibody.

Morfologi
Jombang merupakan keluarga asetaraceae (kenikir-kenikiran) yang mempunyai habitusnya berupa semak berumpun dengan batang semu.

Akarnya tunggang, berwarna kuning kecoklatan.

Daunnya berwarna hijau, tunggal dengan duduk daun roset, bentuk daun lonjong, tepi berlekuk, pangkal berpelepah, putih, dan pertulangan menyirip.

Bunga berbentuk majemuk, berumpun, bertangkai, berbulu jarang, berlubang, beralur dan berpelindung, tersusun seperti sisik, bentuk bongkol, mahkota bentuk cakram, pangkal rambut lebat, hijau muda. Buah berbentuk tabung putih.

Biji berupa padi, pipih memanjang, berusuk berambut halus seperti beludru kuning (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991).

Kandungan Kimia
Menurut Amin, dkk (2013) dalam Ali dan Halimah (2020) tumbuhan Jombang mengandung alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin. Sementara itu melalui uji dengan menggunakan variasi pelarut pada tumbuhan jombang didapatkan kandungan alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, tanin dan triterpenoid. Kisiel dan Barszcz (2000) dalam melaporkan bahwa tumbuhan Jombang mengandung flavonoid, kumarin, asam fenolat dan turunannya, triterpenoid, steroid, serta lakton seskuiterpen.

Ekologi
Jombang tumbuh dengan daya adaptasi yang tinggi. Ia mentolerir berbagai kondisi iklim (Simon et al., 1996) dan didistribusikan di hampir setiap wilayah beriklim sedang dan subtropis di dunia (Holm et al., 1997).

Curah hujan tahunan optimal dari 90 -2780 mm dan suhu rerata tahunan 4,3 - 26,6°C. Kemampuan beradaptasi terhadap cahaya, juga variatif.

Mampu tumbuh dengan baik di bawah sinar matahari penuh, atau dalam cahaya yang tersebar di bawah naungan pohon atau bangunan (Longyear, 1918). Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah (Simon et al., 1996) tetapi tumbuh paling baik di tanah lempung yang lembap (Jackson, 1982).

Jombang juga tercatat sebagai tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan (von Hofsten, 1954). Tumbuh di tanah dengan kisaran pH 4,2-8,2 (Holm et al., 1997).

Dapat mentolerir salinitas, juga menunjukkan toleransi diferensial logam berat (Zhuikova et al., 1999). Jombang juga telah terbukti merespon positif terhadap K (Tilman et al., 1999), P (Zaprzalka dan Peters, 1982) dan N (Lihan dan Jezikova, 1991) dan negatif terhadap Na dan Mg (Panak et al., 1991) di tanah. Jombang dapat tumbuh hingga ketinggian 6000 m, di mana ia dapat ditemukan bersama dengan spesies Taraxacum asli subalpine atau alpine (Longyear, 1918; Holm et al., 1997).

Sebaran
Jombang diperkirakan berasal dari Yunani atau Himalaya utara (Gail, 1994) dan menyebar ke Mediterania, daerah beriklim sedang, steppik, boreal dan Arktik di seluruh Eurasia dan Afrika Utara, mulai dari bioma subtropis hingga tundra.

Jombang kemudian menyebar hampir di setiap wilayah dan negara lain di dunia dan dapat ditemukan di Arktik hingga subarktik dan zona alpine hingga sub alpine di Amerika Utara dan Selatan; dan di zona pegunungan hingga alpine di Selandia Baru dan Australia, daerah tropis basah dan musiman serta pulau-pulau samudra.

Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Pati Barat tumbuhan Jombang dapat di temukan di Cagar Alam Gunung Celering yang ada di Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.

Penulis

Budi Santoso
PEH Muda pada BKSDA Jateng
Kepala KPHK Pati Barat

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved