Berita Internasional
Pemerintah Amerika Tawarkan Hadiah Rp 143 Miliar untuk Tangkap Hacker
Hadiah uang sebesar US$ 10 juta adalah upaya terbaru negara itu untuk menghentikan serangan pemerasan di dunia maya oleh DarkSide.
Pada Juni, Kementerian Kehakiman AS berhasil mengembalikan sekitar US$ 2,3 juta (kurang lebih senilai Rp 32,9 miliar) dari uang tebusan itu.
Sebelumnya, perusahaan pengolah daging terbesar di dunia yakni JBS pada Juni mengatakan bahwa mereka telah membayar uang sebesar US$ 11 juta setelah diretas oleh kelompok Rusia yang dikenal dengan nama REvil.
Data paling anyar yang dikeluarkan bulan ini menunjukkan bahwa otoritas AS menerima laporan adanya pembayaran terkait ransomeware dengan nilai sekitar US$ 590 juta atau Rp 8,5 triliun pada paruh pertama 2021.
Angka itu 42 persen lebih tinggi dari jumlah keseluruhan pembayaran yang diungkapkan sepanjang tahun 2020, kata laporan Kementerian Keuangan AS.
Diyakini bahwa biaya sebenarnya bisa mencapai miliaran dollar AS.
Pemerasan dunia maya dilakukan oleh peretas dengan melibatkan pembobolan jaringan perusahaan atau institusi, sering kali melalui phishing atau penipuan lainnya.
Para penjahat siber mengenkripsi data penting perusahaan dan meminta uang tebusan yang dibayarkan lewat mata uang kripto dengan imbalan kunci digital bagi perusahaan untuk kembali bisa mengakses data mereka.
Perusahaan dan institusi sering menghadapi dilema dan tekanan dari para peretas untuk membayar uang agar data mereka bisa kembali dibuka.
Namun di sisi lain, mereka juga menghadapi para klien dan otoritas setempat yang sering kali marah dan mengeluarkan peringatan keras agar mereka tidak membayar peretas. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Buru Hacker DarkSide, Pemerintah Amerika Tawarkan Hadiah Rp 143 Miliar
Baca juga: Kepala Sipir Digugat gara-gara Lagu Baby Shark Buat Tahanan Tersiksa di Lapas