Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

IDI Kudus Minta Warga Tidak Termakan ‎Hoaks Efek Samping Vaksin Astrazeneca AZ

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus meminta warga masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan efek vaksin Astrazeneca (AZ)

Penulis: raka f pujangga | Editor: galih permadi
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Petugas medis saat menunjukkan botol vaksin AstraZeneca saat peresmian Sentra Vaksinasi di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta Pusat, Senin (14/06/2021) 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus meminta warga masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan efek vaksin Astrazeneca (AZ).

Ketua IDI Kudus, ‎ ‎Ahmad Syaifuddin‎ menyampaikan, perlunya edukasi mengenai vaksin AZ, sehingga masyarakat tidak hanya mengincar vaksin sinovac saja.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak termakan isu keliru (hoaks) vaksin Astrazeneca (AZ) yang menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat.

Menurutnya, selama ini masyarakat lebih memilih vaksin Sinovac yang minim gejala.

"Kalau vaksinnya Sinovac yang antre banyak. Tapi kalau vaksinnya AZ sedikit. Padahal sebenarnya sama saja," ujar dia, Selasa (9/11/2021).

Gejala yang ditimbulkan usai vaksinasi AZ termasuk dalam KIPI ringan misalnya peningkatan suhu tubuh.

‎Sampai saat ini, kata dia, tidak ada kasus KIPI berat yang timbul seusai vaksinasi AZ.

"KIPI berat itu misalnya usai vaksin kejang-kejang, atau sampai tidak sadarkan diri. Dan selama ini tidak ada kasus tersebut, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," kata dia. 

Vaksinasi dinilai dapat meningkatkan pencapaian vaksin khususnya bagi lanjut usia (Lansia).

Saat ini, pencapaian vaksinasi Lansia‎ baru 37,7 persen atau 26.799 orang pada dosis pertama per 8 November 2021.

"Untuk turun ke level 2 PPKM harus tercapai minimal 40 persen. Sedangkan level 1 minimal 60 persen," kata dia.

Dukungan keluarga dinilai dapat menjadi penentu keberhasilan vaksinasi kepada sasaran lanjut usia (Lansia).

Menurutnya, tanpa peran serta dari keluarga maka capaian vaksinasi bagi Lansia akan sulit terpenuhi.

"Karena kalau sudah tua itu mikirnya nggak akan kemana-mana jadi nggak perlu divaksin. Tapi kalau ada dukungan dari anaknya akan lebih mudah," ucapnya.

Selain itu, pihaknya menilai perlu mengetahui secara pasti pemetaan jumlah Lansia yang ditargetkan sebesar ‎71.098 jiwa dapat tercapai.

Pasalnya jumlah itu sekitar delapan persen dari total target sasaran sebanyak 665.884 orang.

‎"Target Lansia itu kira-kira sekitar delapan persen dari total sasaran vaksin. Sebarannya dimana paling banyak harus tahu," ucap dia.‎ (raf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved