Berita Kudus
Guyang Cekathak, Tradisi Memandikan Pelana Kuda Sunan Muria Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Guyang cekathak telah resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) nasional, sejak Jumat 10 Oktober 2025.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Guyang cekathak telah resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) nasional.
Tradisi yang digelar setiap tahun pada Jumat Wage saat musim kemarau di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus tersebut ditetapkan sejak Jumat 10 Oktober 2025.
Baca juga: Pemkab Jepara Temani Duta Besar Bosnia Sebagai Sikap Serius Masuk Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
“Iya penetapan berlaku sejak Jumat kemarin,” ujar Plh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Jatmiko Muhardi, Minggu (12/10/2025).
Jatmiko mengatakan, penetapan guyang cekathak sebagai WBTB berdasarkan putusan sidang penetapan oleh tim ahli warisan budaya tak benda di Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Baginya, penetapan ini sekaligus menjadi kado bagi Kabupaten Kudus yang baru saja merayakan hari jadi ke-476 pada September lalu.
Guyang cekathak merupakan tradisi yang masih lestari dan setiap tahun digelar di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Tradisi yang digelar di desa yang letaknya di lereng Gunung Muria tersebut dipercaya sudah ada sejak era Sunan Muria masih hidup saat terjadi musim kemarau dan warga kesulitan air.

Guyang memiliki arti mengguyur, membasuh, atau memandikan. Sementara cekathak memiliki arti pelana kuda.
Menurut Jatmiko, pada masa lampau yang dimandikan yaitu kuda milik Sunan Muria. Namun berhubung kuda tersebut sudah mati, maka kini yang dimandikan yaitu pelana kudanya.
“Itu semua dilakukan dalam tradisi guyang cekathak sebagai simbol keberkahan,” kata Jatmiko.
Tradisi ini juga menjadi simbol pengharapan kepada Tuhan agar menurunkan hujan.
Baca juga: Tradisi Guyang Cekhatak Digelar Lagi, Ratusan Warga Selamatan 2 Menu Ini di Lereng Gunung Muria
Untuk itu tradisi tersebut masih dilakukan setiap tahun saat Jumat Wage musim kemarau dengan memandikan pelana kuda.
Dengan adanya penetapan tersebut, dia berharap agar warga Kudus senantiasa menjaga tradisi yang sudah berlangsung setiap tahun.
Dengan begitu warga di Kudus bisa semakin bangga dan ikut serta melestarikan tradisi yang ada di Kudus. (*)
Duo Srikandi Jateng, Cynthia dan Lie Grace Raih Emas 'Ju No Kata' di PON Bela Diri Kudus |
![]() |
---|
PON Bela Diri Digelar di Kudus, Bupati: Kami Siap Jadi Tuan Rumah yang Baik |
![]() |
---|
Kamar Narapidana Rutan Kudus Digeledah Tim Gabungan, Antisipasi Peredaran Narkoba dari Balik Jeruji |
![]() |
---|
Kolaborasi Pemkab Kudus dan Rotary Club dalam Proyek Penanganan Stunting di Kudus |
![]() |
---|
Merawat Tradisi Anyam Daun Nanas Menjadi Tas di Kudus: Kisah Suparti Menembus Batas Negara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.