BERITA JATENG
Pemprov Jateng Siapkan Rp 10 M Bonus Atlet PON, Peraih Emas Dapat Rp 200 Juta
Pemprov Jateng menyiapkan anggaran sekitar Rp 10 miliar untuk bonus atlet-atlet Jateng yang meraih medali di PON Papua
Penulis: Erwin Ardian | Editor: Erwin Ardian
“Tahun 2019 Pemprov merenovasi Jatidiri, entah miskomunikasi atau apa, tiba-tiba membangun, boleh dikata masing-masing cabor kaget. Untung PON mundur menjadi tahun 2021. Renovasi Jatidiri membuat sarana untuk latihan terbengkalai, terhambat,” tandasnya.
Menurutnya, perlu perencanaan matang jika ingin atlet Jateng berprestasi. Walaupun PON event 4 tahunan, pembinaan olahraga harus dilakukan mulai dari sekarang.
Plt Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana mengatakan selama PON Papua, atlet-atlet Jateng sudah berjuang maksimal. Namun ada hal yang sifatnya dinamis menjadi kendala saat berada di Papua.
Di antaranya sebelum berangkat ke PON Papua ada atlet yang terpapar Covid-19. Selain itu, akomodasi belum siap saat atlet tiba. Bona mengungkapkan, ada 6 atlet bulutangkis Jateng yang tidak bisa bertanding karena diminta untuk membela Indonesia di Piala Thomas dan Uber.
“Sementara atlet bulutangkis yang absen di PON tersebut tidak boleh diganti dengan alasan tidak terdaftar sebelumnya. Dan nyatanya atlet-atlet tersebut berhasil meraih Piala Thomas,” ujar Bona.
Selain itu, atlet-atlet wushu Jateng terserang diare dan dehidrasi sehingga harus dirawat. Atlet-atlet tersebut baru cabut infus saat mau bertanding. Diare berat juga membuat atlet wushu Jateng terpaksa memakai popok saat bertanding.
Pengurus KONI, manajer, hingga atlet juga harus dievakuasi dari venue tinju saat pendukung tuan rumah tidak terima atlet Jateng dinyatakan menang lewat penghitungan angka. “Dalam situasi psikologis seperti itu, semangat tanding atlet Jateng tinggi sekali dan ini sudah hasil maksimal,” paparnya.
Namun di sisi lain, ada juga cabor eksibisi tapi menjadi juara umum. Cabor tersebut adalah kickboxing yang meraih 3 emas dan 2 perunggu. Dikatakan Bona, hasil yang diraih di PON Papua akan menjadi bahan evaluasi.
“Perlu pola pembinaan yang berkesinambungan. Selesai PON harus ada persiapan untuk PON ke depan. Ada skala prioritas untuk cabor yang berpotensi meraih emas. Kita juga harus fasilitasi atlet untuk latihan, kalau perlu latihan ke luar negeri tidak masalah. Yang tak kalah penting ketercukupan dana pembinaan dan ketepatan waktu pendistribusian,” ujarnya. (*)
Baca juga: Felicya Angelista Pemilik Scarlet Whittening Bayar Artis Korea Jadi Ambassador, Tarif Rp 400 M
Baca juga: Video Berkedok Jadi Teknisi Telkom, Komplotan ini Nekat Curi Kabel Kerugian Rp 25 juta
Baca juga: Not Angka Pianika Slank Ku Tak Bisa Coba Lari Dari Kenyataan
Baca juga: Chord Bahasa Kalbu