Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Vaksin Massal

BERITA LENGKAP :  Awas Vaksin Kedaluwarsa, Ditemukan di Jateng, DIY dan NTT

Vaksinasi masih menjadi opsi utama Pemerintah untuk menekan angka penularan Covid-19. Dari segi capain, sejauh sebanyak 130,6 juta penduduk

TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Ilustrasi vaksinasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Vaksinasi masih menjadi opsi utama Pemerintah untuk menekan angka penularan Covid-19. Dari segi capain, sejauh sebanyak 130,6 juta penduduk sudah memperoleh vaksin dosis pertama dan 84,5 juta orang memperoleh vaksin dosis lengkap.

Dengan demikian, total vaksin dosis pertama mencapai 62 persen dan vaksin lengkap 40 persen.

Meski capaian tersebut terbilang lumayan, namun upaya Pemerintah melakukan vaksinasi demi tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok itu tak jarang menemui kendala di lapangan. Mulai dari tak mencukupinya jumlah vaksin, hingga kedaluwarsanya beberapa stok vaksin yang ada.

Untuk mengantisipasi hal itu, Presiden Jokowi sudah meminta agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperhatikan masa berlaku tiap vaksin, terutama yang dosisnya telah dikirimkan ke tiap daerah. "Bapak Presiden menekankan bahwa tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa,” kata Budi dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/11).

Budi mengatakan vaksin kedaluwarsa itu sudah ditemukan di beberapa provinsi, seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, dan DIY.

"Jadi beberapa provinsi yang laporannya sampai ke beliau (Presiden Jokowi, red) seperti misalnya NTT atau juga dari Jawa Tengah, Yogyakarta itu perlu juga diperhatikan agar vaksinnya jangan sampai kedaluwarsa," ucap Budi.

Diketahui sebanyak 5.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca kedaluwarsa di NTT pada akhir Oktober 2021. Kejadian ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan dan Pencatatan Sipil dr. Mese Ataupah. Menurut Mese, Kementerian Kesehatan mengirim sekitar 110.000 dosis vaksin AstraZeneca ke NTT pada pertengahan Oktober 2021. Targetnya, stok vaksin itu dihabiskan pada akhir Oktober 2021.

Pasokan vaksin itu kemudian didistribusikan ke kabupaten dan kota di NTT. Mese menyebut, ada beberapa kabupaten yang menolak vaksin tersebut karena khawatir tidak bisa menghabiskannya sebelum masa berlaku habis. "Mereka khawatir jika tidak habis dan sayang kalau dibuang-buang karena tak terpakai lagi," kata dia.

Kejadian yang sama terjadi di Kudus, Jawa Tengah. Sebanyak 4.000 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca kedaluwarsa per 29 Oktober 2021. DI Yogyakarta juga mencatat sejumlah vaksin AstraZeneca kedaluwarsa.

Untuk mengantisipasi terbuangnya jatah vaksin yang ada, Budi meminta agar vaksin yang mendekati masa kedaluwarsa itu dapat disalurkan ke provinsi lain. Vaksin itu juga bisa disalurkan ke TNI dan Polri. "Kalau misalnya sudah dekat-dekat kedaluwarsa mungkin bisa dialihkan ke provinsi-provinsi lain yang masih membutuhkan atau kita bisa alihkan ke TNI Polri," kata Budi.

Terkait stok vaksin, Budi memastikan Indonesia masih memiliki jatah vaksin yang cukup mumpuni. Menurut Budi, Indonesia telah mendatangkan 276 juta dosis vaksin Covid-19. Sebanyak 216 juta berhasil didistribusikan dan disuntikkan ke masyarakat, sedangkan sisanya sekitar 60 juta kini masih berada di kabupaten maupun kota.

"Stok vaksin kita aman sampai sekarang ada 276 juta, 267 juta dosis sudah didistribusikan ke kabupaten kota dan provinsi dan seperti tadi yang sudah dipakai ada 206 juta. Jadi masih ada stok sekitar 60 juta di kabupaten kota provinsi," ujarnya.

Adapun jumlah rata-rata vaksinasi per hari mencapai 1,6 juta hingga 2 juta suntikan. Jumlah capaian suntikan vaksin diharapkan meningkat sampai akhir tahun hingga menyentuh total 290-300 juta vaksinasi. “Hingga akhir tahun suntikan dengan perkiraan dosis satu sebanyak 161 juta orang atau 78 persen dari populasi dan dosis kedua 118 juta atau mendekati 60 persen,” ujar Budi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti dua daerah dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang paling rendah di Indonesia. Keduanya yaitu Sumatera Barat dan Lampung. Jokowi meminta cakupan vaksinasi di kedua provinsi ini ditingkatkan. Minimal, agar bisa mencapai target suntikan 20 persen.

"Stok vaksin segera habiskan, tidak untuk ditahan," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 Airlangga Hartarto menyampaikan arahan Jokowi dalam konferensi pers virtual pada pertengahan September lalu.

Jangan Paranoid Gelombang Ketiga

DI sisi lain, Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono meminta semua pihak untuk tidak khawatir berlebihan terhadap gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, gelombang baru itu bisa dihindari.

"Kita bisa menekan lonjakan, tidak mungkin ada gelombang ketiga. Jangan terlalu paranoid, kan karena kita harus lebih cerdas pada virus. Kalau kemudian kita paranoid semua kebijakan kita menjadi tidak rasional, kita harus rasional menghadapi masalah ini," ujarnya.

Ia memaparkan, selama tidak ada varian baru, pengetatan pintu masuk darat, udara, dan laut, membatasi mobilitas dengan sejumlah syarat perjalanan, serta menpercepat vaksinasi maka gelombang ketiga bisa dihindari.

"Saya sangat optimis selama tidak ada varian baru, pelonggaran 100 persen, displin 3M, dan vaksinasi," imbuhnya.

Saat ini penting dilakukan pemerintah adalah mulai mempersiapkan tatanan hidup baru berdampingan dengan Covid-19. Mengingat, strategi zero transmission seperti di Australia, New Zealand tidak mungkin bisa diterapkan di Indonesia karena merugikan ekonomi dan sosial.

"Jadi kita harus secara cerdas mengijinkan ada penularan tetapi dalam batas, bukan menjadi masalah kesehatan di mana rumah sakit jadi penuh atau kematian meningkat," tegas Pandu.

Sementara itu, sebagai upaya deteksi dini varian baru penyebab Covid-19, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berencana menambah 20 mesin genom sequencing. Adapun, pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) adalah tes untuk mendeteksi varian dari virus corona.

"Kita sudah dapat bantuan dari satu badan internasional. Rencananya kita akan tambah 20-an mesin genom sequencing yang akan kita bagi ke semua pulau," ujar Budi.

Pemerintah, diungkap Budi, gencar melakukan deteksi dini untuk mencegah lonjakan kasus yang mengakibatkan gelombang ketiga. Sebelumnya, pelacakan varian baru telah di-review setiap minggu di 12 laboratorium.

Namun, fasilitas genome sequencing hanya terkonsentrasi di pulau Jawa. "Sekarang itu terkonsentrasi di Jawa, karena ini membutuhkan kompetensi dan mesin yang cukup mahal dan kompetensi," jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.

Nantinya, mesin genom sequencing akan disebar ke seluruh pulau di Indonesia yakni dua di Sumatera, dua Kalimantan, dua di Sulawesi, dua di Maluku, dua dua Papua dan dua di Nusa Tenggara Bali.

Pergerakan Masyarakat Meningkat

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pergerakan masyarakat mengalami peningkatan di bulan Oktober 2021. 

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kenaikan mobilitas penduduk tercermin dari bertambahnya kegiatan tempat umum.

"Aktivitas di rumah sudah menurun di mana September angkanya 6,3 persen dan Oktober 5 persen. Artinya pergerakan di tempat umum meningkat," kata Margo saat konferensi pers, Senin (15/11).

"Membaiknya mobilitas penduduk akan berpengaruh kepada aktivitas ekonomi. Kita berharap pemulihan ekonomi dapat berjalan sesuai yang direncanakan," imbuh Margo.

Meski begitu, ia mengimbau agar BPS di seluruh provinsi tetap menjaga protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitasnya. Hal tersebut mengingat di berbagai negara, seperti Singapura dan Eropa dengan tingkat vaksinasi yang tinggi sedang memasuki gelombang ketiga Covid-19. "Kita wajib menjaga ke depan sehingga ke depan pemulihan ekonomi bisa dilakukan," ujar Margo.(Tribun Network/nas/rin/wly/yud/dod)

Baca juga: Mahfud MD Persilakan Masyarakat Lakukan Audit Terkait Dugaan Bisnis Tes PCR Luhut dan Erick Thohir

Baca juga: OPINI Nanang Qosim : Membangun Gerakan Kesadaran Rakyat

Baca juga: Hotline Jateng : Apa Benar Ada Tiket Gratis Naik Kereta Api untuk Profesi Tertentu?

Baca juga: Kemarin Hattrick Sekarang Quattrick, Harry Kane Bawa Inggris ke Piala Dunia Dengan Berpesat 10 Gol

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved