Berita Kendal
Sumberejo Kendal Tergenang Banjir Dampak Galian C, Warga: Sudah Lima tahun Enggak Ada Solusi
Masyarakat Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengeluhkan bencana banjir dampak aktivitas galian C di wilayah Kecamatan Kaliwungu.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Masyarakat Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengeluhkan bencana banjir dampak aktivitas galian C di wilayah Kecamatan Kaliwungu.
Terutama luapan air Sungai Avoursat yang membanjiri 2.000-an rumah di tiga RW ketika hujan deras.
Kepala Desa Sumberejo, Ngatman mengatakan, sudah 5 tahun warganya kesusahan tergenang banjir dari luapan sungai itu.
Beberapa upaya normalisasi sungai sudah dilakukan, namun tidak bertahan lama.
Baca juga: Masuk Musim Hujan, Wali Kota Pekalongan Aaf Ingatkan Warga Waspadai DBD
Baca juga: Rawan Terdampak Banjir, Kecamatan Pekalongan Barat Siapkan Langkah Antisipasi
Hal itu disebabkan buangan lumpur setiap aktivitas galian C selalu masuk ke sungai dan mengendap menjadi sedimen.
Kondisi itu menyebabkan badan sungai yang terletak di perbatasan Kecamatan Kaliwungu, Kendal dengan Kecamatan Mangkang, Kota Sematang tidak bisa menampung debit air yang meninggi saat terjadi hujan.
Sehingga meluap dan membanjiri permukiman.
"Sudah 5 tahun kurang lebih, dampaknya kepada 3000 keluarga atau 2000-an rumah di Dusun Mlaten, Gambiran, Suking, dan sebagian Dusun Gambilangu," ujar dia, Selasa (16/11/2021).
Selain itu, kata Ngatman, kondisi diperparah dengan ketidak disiplinan warga dalam membangun rumah.
Tercatat ada 8 bangunan tempat tinggal warga yang nekat dibangun di atas bantaran sungai.
Juga kebiasaan masyarakat yang kurang disiplin dalam membuang sampah.
Kondisi itu dilaporakan langsung kepada Bupati Kendal, Dico M Ganinduto agar banjir yang melanda masyarakat Sumberejo bisa diantisipasi.
Khususnya dalam hal penertiban aktivitas pertambangan galian C, dan penertiban bangunan di sepanjang bantaran sungai.
"Sekarang, Sumberejo ladangnya banjir. Setiap hujan deras turun bisa dipastikan banjir. Ada 7 titik galian C yang berdampak pada kami. Sehari normalisasi sungai, besoknya sudah penuh lagi lumpurnya," katanya.
Ia berharap, pemerintah daerah ke depan bisa meperketat izin aktivitas pertambangan yang berdampak pada masyarakat.
Termasuk yang sudah beroperasi agar bisa ditindak dan ditertibkan dalam rangka mengembalikan fungsi lingkungan hijau di wilayah Kaliwungu.
"Kalau lahan-lahan pertambangan bisa dikembalikan seperti semula, ditanami pohon, sungai yang ada bisa dijadikan sebagai sungai serapan kembali," terang Ngatman.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto menerangkan, permasalahan yang terjadi di Desa Sumberejo sangatlah kompleks.
Mulai dari dampak aktivitas penambangan (galian C), pembangunan rumah yang tidak pada tempatnya, hingga aktivitas masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Ia berjanji akan mengurai permasalahan yang ada secara bertahap dengan melibatkan instansi dan pihak terkait.
Termasuk berkomunikasi dengan para pemilik galian C agar beroperasi sesuai fungsi dan aturan yang ada.
Misalnya, menyediakan drainase sendiri agar tidak berdampak pada masyarakat, juga memberikan CSR terkait penanganan banjir di Kaliwungu.
"Pelan-pelan kami petakan lagi. Memang dari beberapa titik banjir di Kendal, beberapa sudah ditangani, sebagian belum bisa ditangani. Ke depan akan terus kami selesaikan satu persatu, tidak bisa sekaligus, perlu waktu dan kolaborasi semua pihak termasuk masyarakat," tuturnya.
Baca juga: Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyalurkan Donasi Buku #AkuBaca kepada Kampung Literasi Susuk
Baca juga: Aji dan Esmuni sekolahkan Mobil Rental Jadi Duit Cash Rp 30 Juta
Pihaknya juga berjanji akan mencari solusi terkait beberapa rumah yang berdiri dibantaran sungai.
Dengan cara merelokasi ke tempat lain, agar normalisasi dan pelebaran sungai bisa dikerjakan.
"Nanti direncanakan juga pembangunan embung sebagai tempat penampungan air hujan dan air sungai untuk Kecamatan Kaliwungu," terang Dico. (*)