Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BERITA NASIONAL

Road to IDC Sesi Bali; IKM dan UMKM Bali Seperti Lilin di Tengah Pandemi

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar road to Indonesia Digital Conference, Rabu (17/11).

Penulis: Erwin Ardian | Editor: Erwin Ardian
AMSI Jateng
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar road to Indonesia Digital Conference, Rabu (17/11). 

TRIBUNJATENG.COM, DENPASAR  - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar road to Indonesia Digital Conference, Rabu (17/11). Khusus untuk Bali mengambil tema Akselerasi UMKM Bali.  Sebab dalam masa pandemi covid -19 ini IKM dan UMKM Bali layaknya cahaya lilin yang memberikan harapan menjadi cahaya terang.

Baca juga: Ada Potensi Ledakan Gelombang 3 Covid-19 Setelah Libur Akhir Tahun, Ini yang Harus Dilakukan

Baca juga: Mengharukan! Suherman dan Khatijah Korban Kebakaran Berharap Temukan Perhiasan Demi Menyambung Hidup

Baca juga: Seorang Wanita Ditemukan Tewas Mengenaskan, Suami Ditangkap saat Hendak Melarikan Diri

Baca juga: Kunci Jawaban Keadaan Alam Indonesia Untuk Kelas 6 SD Tema 8 Soal Pada Halaman 50 52 53

Dalam digital conferensi tersebut terdapat empat pembicara yang hadir. Yaitu Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster. Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma. Pengusaha Oleh-Oleh Krisna, Ajik Krisna, dan CEO Bali Mall, Ni Wayan Sri Ariyani.

Ketua AMSI Bali, I Nengah Muliarta menjelaskan pihaknya menggelar kegiatan tersebut untuk menyumbang pemikiran untuk IKM dan UMKM di Bali. “AMSI Bali ingin terlibat dalam IKM dan UMKM di tengah pandemi. Sisi lain kami berupaya dapat terlibat dalam literasi media, sebab IKM dan UMKM harus didorong bersama dari hulu ke hilir dalam digitalisasi,” jelasnya.

Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster menjelaskan IKM dan UMKM di Bali saat ini seperti cahaya lilin. Pasalnya cahaya yang kecil akan dapat bertahan hingga bersinar terang di tengah pandemi untuk bangkit kembali.

“Digitaliasi ini menandakan bahwa usaha tidak harus ada  kantor di kota besar, tetapi dari desa dapat membantu dan mengawal dan evaluasi sebagai bentuk kontrol sosial.  Semoga ini dapat memberikan kontribusi  bagi IKM dan UMKM di Bali,” paparnya.

Meski di tengah pandemi, sudah seharusnya para IKM dan UMKM harus bangkit untuk memulai menata bangkit kembali. “IKM dan UMKM ternyata merupakan lilin kecil, di tengah kita masih memberikan cahaya terang  untuk bangkit,” ujar Suastini Koster.

Salah satu kegiatan yang dilakukannya selaku Ketua Dekranasda dengan mengajak pelaku usaha membawa kerajinannya di pameran untuk ditawarkan ke konsumen langsung. Keuntungannya pun langsung ke konsumen, dibantu dengan beberapa kebijakan Gubernur Wayan Koster untuk penggunaan tenun tradisional dan memanfaatkan produk lokal Bali.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana mengapresiasi kegiatan digitaliasi tersebut. Merupakan sebuah momentum untuk pelaku usaha di Bali dalam mendorong mempromosikan produknya.

"Kami mengapresiasi kegiatan ini di masa pandemi, merupakan momentun digitalisasi agar cepat bekerja mendorong penyebaran produk dan beberapa hal," ujarnya.

Dunia digitalisasi disebutkan sebagai perubahan irama dalam dunia usaha, salah satunya yang dapat dimanfaatkan oleh IKM dan UMKM di Bali. Digitalisasi memberi peluang seperti pengiriman barang dan pembayaran non tunai.

"Memberi daya tambah ekonomi secara signifikan, dan bergerak seirama sebagai upaya pelaku UMKM agar go internasional. Sebab pandemi banyak pelaku pariwisata ke UMKM yang awalnya  di sektor pariwisata," katanya.

Sementara Ajik Krisna menceritakan dirinya selaku pengusaha yang terdampak covid 19. Bahkan terpaksa merumahkan karyawannya sebanyak 2 ribu karyawan. Meski demikian, dia rela menjual mobil mewahnya untuk biaya memberikan sembako kepada karyawannya tersebut selama dirumahkan.

"Beralih bertani, mau tidak mau saya harus merumahkan 2 ribu karyawan. Tapi tetap dengan membagikan sembako setiap bulan,  dengan menjual mobil mewah  untuk membantu makan mereka," jelas dia.

Ajik Krisna juga mengunjungi karyawannya tanpa sepengetahuan mereka. Supaya dia dapat melihat aktivitas karyawannya di masa pandemi. "Bulan kelima baru kami berkebun ada lahan 23 hektare di Bali utara, dan lahannya cocok ditanam kacang. Tujuannya untuk mengilangkan setres saja awalnya," papar dia.

Proses panen kacang tanah, baru bisa dipanen  setelah tiga bulan.  Bahkan Putri Suastini Koster  disebutkan ikut panen kacang tanah. "Kami juga banyak belajar dari Ibu Putri Suastini karena mensuport, dan banyak belajar dari beliau.  Sering diajak ngobrol kita harus bangkitkan UMKM di masa pandemi, jangan menyerah, harus bangkit tidak boleh menyerah," ucapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved