Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UKSW Salatiga

Dies Natalis ke-65, UKSW Siap Antisipasi Tantangan

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar upacara dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-65 secara luring terbatas di Balairung Universitas

Penulis: hermawan Endra | Editor: Catur waskito Edy
hermawan endra
Rektor UKSW ketika menyerahkan buku laporan perkembangan UKSW kepada Ketua pengurus harian YPTKSW Hari Sunarto S.E., MBA., Ph.D. dalam upacara dalam rangka dies natalis ke-65 UKSW di Balairung Universitas, Selasa (30/11/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar upacara dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-65 secara luring terbatas di Balairung Universitas, Selasa (30/11/2021).

Upacara yang juga digelar secara daring melalui zoom meeting serta disiarkan melalui kanal YouTube UKSW Salatiga ini diikuti oleh senator, pembina, pengawas, dan pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana, pimpinan fakultas serta sejumlah tamu undangan.

Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc., Ph.D., mengatakan tema Dies Natalis tahun ini adalah “Dalam kemurahanMu, teguhkanlah perbuatan tangan kami (Maz. 90: 17).

Melalui tema yang juga dipanjatkan sebagai sebuah doa ini, Neil mengajak warga UKSW untuk mengangkat hati, memohon kembali kasih dan kemurahan Tuhan, memohon kesetiaan penyertaanNya, meminta berkat dan peneguhan tangan Tuhan.

Hal ini, disampaikan Neil tidak lain karena 65 tahun kehidupan UKSW terjadi karena kemurahan Tuhan.

Dalam sambutannya, Neil menyampaikan bahwa pada awal kepemimpinan dulu, bersama dengan pembantu rektor dan para dekan pihaknya telah mendeklarasikan Back to Basic sebagai tema kerja kepemimpinannya.

Gerakan back to basic ini merupakan komitmen untuk membaca ulang pemikiran para pendiri UKSW kemudian memaknainya kembali dalam tantangan zaman saat ini serta mengantisipasi tantangan ke depan.

Melalui gerakan ini, sejak tahun 2019 lalu Neil mengajukan rekonstekstualisasi model beruniversitas bagi UKSW.

“Ada lima peran universitas yang diajukan di sana, dimana empat diantaranya merupakan catur rupa tugas yang diajukan Notohamidjojo, rektor pertama UKSW di November 1956.

Keempat peran tersebut adalah universitas sebagai penyerap, peramu dan penghasil pengetahuan; sebagai universitas magistrorum et scholarium yang membina kepemimpinan akademik mahasiswa sebagai ko-konstruktor pengetahuan para dosen; sebagai inovator pedagogik dan model beruniversitas, serta sebagai pembaharu masyarakat,” kata Neil.

Adapun  peran kelima adalah sebagai global networker dalam jejaring pengetahuan dunia. Guna mewujudkan peran kelima tersebut saat ini UKSW tengah mengembangkan pendidikan berbasis teknologi augmented and virtual reality (AVR). 

Teknologi ini disampaikan Neil akan membuka ruang-ruang pengalaman di atas platform digital yang di era pandemi ini telah membuka kemungkinan baru dalam relasi dan interaksi, tidak hanya lokal atau nasional, tetapi internasional.

Teknologi AVR diterapkan UKSW dengan menggandeng EON Reality, sebuah perusahaan pengembang dan solusi teknologi AVR yang berbasis di Irvine, California.

Lebih lanjut, Neil juga menekankan mengenai relasi akademik yang dapat dipertahankan karena adanya trust (kepercayaan).

“Trust dalam dunia keilmuan ada karena karya atau prestasi dan reputasi akademik. Secara spesifik, itu berkaitan dengan produksi ilmu pengetahuan dari atau oleh peneliti UKSW, yang dikenal oleh mitra-mitra keilmuannya, termasuk dari negara lain.

Publikasi internasional menjadi penting, jika kita bicara posisi global networking UKSW,” tegasnya.

Neil mendorong warga UKSW melahirkan karya-karya bermutu, merefleksikan konsistensi UKSW pada nilai-nilai akademik yang luhur.

Dari semua itu Neil ikut menekankan pentingnya menjaga reputasi akademik.

Saat ini pihaknya sedang bekerja mewujudkan semua itu secara perlahan tetapi pasti. Jika perjalanan UKSW tetap konsisten di atas itu, Neil meyakini bahwa pada usia 100 tahun UKSW pada 2056 UKSW dapat menjadi salah satu universitas yang disegani di Asia, bahkan dunia.

Usai menyampaikan sambutan sekaligus laporan perkembangan UKSW, Neil menyerahkan buku laporan perkembangan UKSW kepada Ketua pengurus harian YPTKSW Hari Sunarto S.E., MBA., Ph.D.

Dalam upacara tersebut Rektor UKSW juga menerima Piagam Penghargaan dari Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST, M.Si.

Piagam tersebut merupakan apresiasi yang diberikan bagi UKSW karena telah mendukung upaya percepatan pembangunan SDM di Kabupaten Pegunungan Bintang serta telah berperan  aktif dalam pendampingan pendirian Universitas Okmin Papua.

Spei Yan Bidana menyampaikan bahwa UKSW mendukung visi bupati Pegunungan Bintang dimana pendidikan adalan visi utama. UKSW disebut telah menjadi motor yang mendorong berdirinya universitas yang terletak di pedalaman Papua.

“Terimakasih karena UKSW juga telah meminjamkan Pembantu Rektor V untuk menjadi rektor di UOP. Tahun ini kami juga mengirimkan 200 mahasiswa yang siap dibentuk dan ditempa untuk menjadi generasi siap dipakai bagi bangsa dan kemajuan papua secara khusus Pegunungan Bintang.

Kami masih terus meminta dukungan baik berupa tenaga pengajar, pengembangan akademik, serta pengabdian kepada rakyat hingga kami bisa mandiri,” imbuh beliau.

Selain upacara yang menjadi puncak peringatan Dies Natalis ke-65 UKSW, sebelumnya telah diselenggarakan sejumlah kegiatan untuk memeriahkan dies UKSW tahun ini.

Beberapa diantaranya seperti 13 seri webinar internasional, pengukuhan empat guru besar, konser virtual bertaraf internasional, serta ibadah syukur. (*)

Baca juga: Jelang PPKM Level 3, Pemkot Tegal Kembali Padamkan Lampu Penerangan Jalan Umum 

Baca juga: Peringati Hari AIDS Sedunia, PMI dan BAZNAS Sragen Salurkan Bantuan ke 31 ADHA

Baca juga: Diplomasi Lapangan Hijau Pemkot Semarang dan Pemkab Kendal

Baca juga: 600 Sekolah Se-Kabupaten Semarang Serentak Gelar PAS Tatap Muka Pertama Ditengah Pandemi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved