Berita Kesehatan
Aren, Selain Jadi Gula Bisa Juga Sebagai Antivirus
Pohon Aren (Arenga pinnata Merr.) termasuk ke dalam anggota genus Arenga dan suku Arecaceae.
Batang pohon setinggi dadanya dapat berdiameter hingga 65 cm.
Permukaan daun ditutupi ijuk atau serabut hitam yang merupakan bagian dari pelepah daunnya.
Daunnya berbentuk seperti daun kelapa, termasuk jenis majemuk menyirip, dengan panjang tangkai daun hingga 1.5 m dan panjang daun keseluruhannya hingga 5 m.
Anak daun berbentuk pita (Soeseno, 1991). Bentuk tandan yang tumbuh di ruas-ruas batang merupakan pembungannya.
Tunas pembungaan dimulai dari puncak, kemudian tumbuh lagi di ruas bawahnya.
Ruas bagian atas diisi pembungaan betina, kemudian ruas bawahnya diisi pembungaan jantan, terus seperti itu secara bergantian.
Bunga jantan berwarna keunguan atau kecokelatan dengan bentuk bulat telur, daun bunganya memiliki tiga helai kelopak.
Bunga betina berwarna hijau dengan mahkota bunganya berbentuk segitiga beruas-ruas, bakal biji yang memiliki tiga sel, dan putik berjumlah tiga. Jadi, bunga jantan dan bunga betina dapat ditemukan pada satu tumbuhan aren yang sama tetapi pada ruas atau tandan yang berbeda.
Dengan dibantu oleh serangga, bunga jantan dan betina melakukan penyerbukan hingga terbentuk buah.
Buah aren termasuk buah buni, berbentuk lonjong, memiliki tiga biji, dan berwarna kuning jika sudah matang, Buah ini dapat ditemui menggelantung dengan panjang hingga 90 cm pada tandannya.
Kulit dari buah ini mengandung kristal oksalat yang dapat menyebabkan rasa gatal (Lempang, 2012).
Kandungan
Tumbuhan aren mengandung beberapa senyawa di bagian-bagian tumbuhannya.
Beberapa penelitian menyebutkan, tumbuhan jenis palma ini, memiliki kandungan senyawa antioksidan.
Senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan steroid terkandung dalam bagian akar aren. Buahnya berpotensi aktivitas antioksidan karena kandungan galaktomanannya.
Senyawa tanin, alkaloid, dan triterpenoid telah diteliti terdapat pada tepung yang berbahan dasar pelepah aren.