Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liga 1

Jelang PSIS Semarang vs PSS Sleman, Kabar Dokter Gadungan PSS Mencuat, Tertipu Ijazah Palsu

Jelang Liga 1 PSIS Semarang vs PSS Sleman, tim Elang Jawa kembali diterpa berita buruk.

Editor: rival al manaf
Media Bali United
Pemain PSS Sleman, Eduardo Juninho, berusaha menanduk bola dalam laga kontra Bali United di Stadion Manahan, Solo, Rabu (27/10/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Jelang Liga 1 PSIS Semarang vs PSS Sleman, tim Elang Jawa kembali diterpa berita buruk.

Kini dokter tim PSS Sleman disebut dokter gadungan karena terbongkar kedoknya yang memang bukan seorang dokter.

Dokter tim Arema FC, dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO membeberkan fakta baru mengenai kegaduhan yang terjadi karena terbongkarnya kedok Elwizan Aminuddin sebagai dokter gadungan.

Baca juga: Prediksi Line Up PSIS Semarang vs PSS Sleman, Hari Nur Bruno Silva Tetap Jadi Andalan Imran

Baca juga: Video Pembakaran Omah PSS Sleman 39 Detik Tersebar, Pelaku Pakai Jaket Hitam

Baca juga: Omah PSS Sleman Dibakar Oknum Tak Bertanggung Jawab Usai Kalah dari Persita Tangerang

Dunia sepak bola Indonesia tengah ramai diguncang kabar mengenai terbongkarnya kedok dokter gadungan PSS Sleman, Elwizan Aminuddin.

Setelah dilakukan penelusuran oleh PT LIB, didapati bahwa Elwizan Aminuddin memang tidak memiliki ijazah kedokteran yang terdaftar.

Dengan kata lain, ia adalah dokter gadungan.

Selama ini, memang banyak klub yang tidak tahu standar perekrutan dokter tim.

Alhasil, dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO tidak begitu kaget dengan temuan tentang dokter tim gadungan ini.

Nanang Tri Wahyudi mengatakan, berdasarkan sepengetahuannya, proses perekrutan dokter tim tidak ubahnya seperti karyawan biasa.

Dimulai dari proses pengajuan lamaran dilanjutkan dengan seleksi wawancara, tidak ada proses lainnya yang berhubungan dengan kompetensi dokter.

“Prosedur administrasinya mengumpulkan Ijazah dokter, kebetulan si Amin (Elwizan Aminuddin) ini bikin ijazah palsu,” tutur dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO kepada Kompas.com.

“Untuk tesnya, wawancara saja dan (melengkapi) berkas administrasi.”

“Kalau manajemen yakin, ya tinggal direkrut. Kadang ada juga yang harus presentasi program, tergantung manajemen tim masing-masing,” katanya menambahkan.

Dengan adanya kasus ini, dokter yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Barcelona itu berharap semua tim bisa mengambil pelajaran.

Nanang Tri Wahyudi menyarankan agar klub-klub Liga 1 lebih hati-hati dalam hal perekrutan dokter tim.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved