Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mahasiswa di Semarang yang Hendak Ikut Pembelajaran Tatap Muka Wajib Vaksin Dua Kali

Dinkes Kota Semarang mewajibkan mahasiswa yang hendak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di masing-masing kampus harus sudah divaksin dua kali. 

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mewajibkan mahasiswa yang hendak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di masing-masing kampus harus sudah divaksin dua kali. 

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, pihaknya telah bersepakat bersama para akademisi mengenai hal tersebut.

Jika mahasiswa baru mengikuti vaksinasi dosis pertama (V1), Dinkes memfasilitasi mereka untuk vaksinasi dosis kedua (V2) di puskesmas atau sentra vaksinasi Tentrem Mall tanpa harus menunjukan surat domisili. 

Baca juga: Curhatan Novia Widyasari hingga Ungkapan Ingin Mengakhiri Hidup, Ia Tuang Lengkap di Media Sosial

Baca juga: Jadwal Lengkap dan Hasil Drawing Kejuaraan Dunia BWF 2021 di Spanyol, Minions Main Lagi

"Langsung saja menuju puskesmas yang deket tempat tinggalnya," ujar Hakam, Minggu (5/12/2021). 

Menurutnya, banyak perguruan tinggi di Kota Semarang yang mulai melakukan PTM.

Ini menjadi perhatian Dinkes Kota Semarang dalam rangka mengantisipasi terjadinya penularan di kampus.

Pasalnya, cukup banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota.

Selain mewajibkan vaksinasi, Dinkes juga bakal melakukan random sampling deteksi dini Covid-19 di perguruan tinggi yang sudah mulai menerapkan PTM. 

Tak hanya menyasar mahasiswa, pihaknya juga terus mengejar vaksinasi pelajar.

Dinkes mulai mengejar vaksinasi anak SD kelas 5 atau kelas 6 yang usianya sudah memasuki 12 tahun 1 hari.

Menurut Hakam, jumlah siswa yang baru memasuki usia 12 tahun cukup banyak. Dia meminta puskesmas terus mengejar vaksinasi pelajar usia 12 tahun.

Begitu pula pelajar SMP dan SMA yang masuk penyintas. 

"Harapannya dalam satu bulan ini sudah selesai. Tahun depan, kami lakukan penjadwalan kepada anak usia 6 - 11 kalau juknis dari Kemenkes sudah keluar," sambungnya. 

Di sisi lain, Hakam menambahkan, Dinkes tidak mengendorkan vaksinasi di wilayah-wilayah yang capaiannya masih rendah. Petugas puskesmas masih melakukan door to door. Pihaknya melakukan pendekatan melalui tokoh agama dan masyarakat. Tim promoter kesehatan dan lintas sektor melakukan edukasi terlebih dahulu di wilayah yang capaiannya masih rendah. Kemudian, disusul tim vaksinasi. 

Baca juga: Nonton TV Online Ini Link Live Streaming Arema FC Vs Bali United BRI Liga 1 2021

Baca juga: Sinopsis Drakor School 2021 Drama Korea Dibintangi Kim Yo Han dan Choo Young Woo

"Sudah tidak ada kecamatan yang capaiannya di bawah 70 persen. Cuma, masih ada beberapa kelurahan yang masih kurang dari 70 persen. Kami minta puskesmas mengejar itu," tandasnya. 

Hakam mendorong setiap puskesmas berkreasi dalam melakukam program vaksinasi.

Ada yang melakukan vaksiansi di pasar tradisional, tempat-tempat-tempar umum, bahkan kerjasama di acara musik. Petugas harus memastikan bahwa masyarakat yang berkumpul sudah divaksinasi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved