Book Lover

Ririn Tak Lagi Merasa Kesepian Usai Baca Novel Kara Penulis Jepang Haruki Murakami

Perjalanan Ririn Prastyani (27) mengenal buku dapat dibilang berawal dari sebuah pelarian mengusir rasa sepi.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
DOKUMENTASI PRIBADI
Ririn Prastyani 

TRIBUNJATENG, SEMARANG - Perjalanan Ririn Prastyani (27) mengenal buku dapat dibilang berawal dari sebuah pelarian mengusir rasa sepi.

Ketika kecil, dirinya sering mengalami sakit sehingga jarang sekali berangkat ke sekolah hal itu membuatnya kesepian karena mau tidak mau lebih banyak menghabiskan waktu beristirahat di rumah.

Ririn mengatakan, untuk mengusir perasaan kesepian lantaran tidak bisa berkumpul dengan teman-teman sebaya lantas waktunya ia gunakan membaca apapun mulai majalah khusus anak-anak, seperti majalah Tiko dan Bobo.

Bahkan koran bekas milik tetangganya terutama pada halaman yang memuat cerita pendek.

Baca juga: Curhatan Novia Widyasari hingga Ungkapan Ingin Mengakhiri Hidup, Ia Tuang Lengkap di Media Sosial

Baca juga: Dewi Puspa Kurnia Termotivasi Punya Bisnis, Namun Bisa Tetap Dekat Keluarga

“Karena majalah atau koran tidaklah selalu berganti yang baru, saya akan membaca cerita-cerita di dalamnya berulang kali sampai ada sesuatu yang ternyata belum saya baca saat di awal. Keterbatasan buku bacaan di sekolah juga membuat saya sering kali meminjam buku yang sama berulang kali demi terus membaca guna mengisi waktu sepulang sekolah yang saya habiskan sendirian di rumah,” katanya

Perempuan asal Kabupaten Batang itu bercerita, sejak itu minat membacanya tumbuh rasa kesepian masa kecil hanya bisa dikurangi sedikit dengan membaca buku.

Kebiasaan membaca itu kemudian terus terbawa sampai dewasa hingga bahan bacaan beralih ke buku terutama kumpulan cerpen.

Ia menambahkan, semenjak dewasa menyukai buku kumpulan cerpen karena baginya cerita yang baik bukanlah selalu yang memuat hal-hal panjang dan mendetail.

Terkadang lanjutnya, cerita pendek yang terkesan sederhana dengan panjang tulisan tidak seberapa tetapi memiliki akhir cerita yang tidak diduga pembaca sudah cukup memicu perasaan takjub dirinya sebagai pembaca.

“Saya lebih cenderung menyukai buku kumpulan cerita pendek yang memuat keberagaman cerita dalam satu buku. Namun juga tidak menutup kemungkinan membaca novel tebal dengan kisah yang panjang ketika memiliki banyak waktu senggang,” ujarnya

Ririn menyampaikan, dari kebiasaan membaca buku kumpulan cerita itu ia pun kemudian bergeser membaca novel.

Novel pertama yang dibacanya berjudul Dengarlah Nyanyian Angin karya Haruki Murakami terbit 2008.

Awal dirinya mengenal penulis asal Jepang itu dari membaca sinopsis buku dengan tebal 147 halaman tersebut di media sosial.

Kemudian, sejak itu dirinya mulai mengikuti karya-karya lain dari Haruki Murakami sampai sekarang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved