Fokus
Fokus : Semeru Mengajarkan Pentingnya Edukasi Mitigasi
Desember kembali memberi cerita kelabu bagi warga Indonesia. Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) sore, menelan korban jiwa.
Penulis: rika irawati | Editor: Catur waskito Edy
Mengenal tanda-tanda alam untuk menghindari bencana sewajarnya kembali diajarkan turun-temurun.
Mengingat, Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang masuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire. Ini membuat Indonesia berada dalam bayang-bayang gempa bumi dan gunung api meletus.
Bahkan, mitigasi bencana seharusnya masuk kurikulum pendidikan nasional, bukannya e-sport. Sejak usia dini, siswa sebaiknya mulai mendapat ilmu bagaimana mengenal tanda-tanda alam, bagimana sikap saat terjadi bencana, dan apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa diri dan sekitar akibat bencana tersebut.
Kemudian, kurikulum ini diperkaya di masing-masing wilayah, sesuai potensi bencana yang terjadi. Misalnya, siswa di daerah pesisir akan lebih banyak mendapat porsi ilmu tentang membaca angin laut, menghadapi bahaya rob, dan tsunami.
Sementara di daerah pegunungan, akan mendapat banyak porsi tentang bencana longsor atau gunung meletus.
Materi ini tak hanya memberi pemahaman tetapi membuat mereka memiliki sikap benar saat terjadi bencana.
Materi serupa juga bisa diberikan kepada dewasa lewat berbagai pertemuan. Memang tidak mudah mengubah kebiasaan warga tetapi harus terus menerus dilakukan guna menggugah kewaspadaan dan kepedulian. (*)
Baca juga: Tips dan Cara Mengonsumsi Jahe Agar Manfaatnya Maksimal, Jangan Berlebihan, Ini Takaran yang Pas
Baca juga: Sinergi PLN dan Pemprov Jateng Dalam Entaskan Kemiskinan Ekstrem
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Senin 6 Desember 2021 Rp 936.000 Per Gram, Ini Daftar Lengkapnya
Baca juga: Momen Libur Segera Tiba, Dipandang Waktu yang Tepat untuk Mengkhitankan Anak, Apa Sih Manfaatnya?