Berita Sukoharjo
Curhat Bu Harsi setelah Warung Tengklengnya di Solo Baru Viral karena Dianggap Ngepruk Harga
Bu Harsi mengungkapkan, dia mulai membuka Warung Tengkleng Harsi sejak 1990-an. Saat itu, dia dibantu oleh suaminya
Harsi kemudian memberikan klarifikasi bahwa mahalnya porsi tengkleng tersebut dikarenakan dia hanya menyediakan yang pembeli inginkan.
"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," kata warga Ngasinan, Sukoharjo itu.
Harsi berkata, untuk porsi komplet, terdiri dari, pipi dua, telinga dua, lidah dan otak, dia menjualnya seharga Rp 150.000.
"Pembeli yang membeli sedikit saya layani. Misalnya beli Rp 15.000, Rp 10.000 yang balungan saya layani. Jadi mintanya berapa saya layani," sambung Harsi.

Dia mengeklaim untuk membeli bahan dagangan, balungan sapi dan kambing, di pasar saja harganya sudah mahal.
Belum lagi dia harus membersihkan balungan tersebut, dan meraciknya menggunakan berbagai bumbu hingga menjadi tengkleng yang dinikmati pengunjung.
"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," tambah dia.
3. Tak pasang daftar harga karena tak bisa baca tulis
Satu "kesalahan" Ibu Harsi yang membuatnya viral dan disorot adalah karena tidak memberikan daftar harga yang sesuai.
Di spanduk yang kemudian menjadi viral tersebut, dia menjual porsi kecil Rp 15.000, dan porsi besar Rp 30.000.
Tetapi, dia tidak menyertakan pelengkap lain, atau paket komplet yang dia hargai Rp 150.000 kepada pembeli.
Dia baru menyebutkan harganya setelah pembeli selesai makan dan hendak membayar, menyebabkan warungnya dituding tidak jujur.
Dikonfirmasi mengenai itu, Harsi mengakui dia tidak bisa membuatnya karena tak bisa membaca maupun menulis.
"Saya gak pernah sekolah. Saya tidak bisa baca tulis, sehingga saya tidak bisa membuat daftar menu," ujar dia.