Berita Solo
Anak-anak Djudjuk Srimulat Bikin Kedai Makan di Solo yang Diberi Nama Ndopo Srimulat, Ini Kisahnya
Nama Srimulat bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia sudah tidak asing lagi. Nama Srimulat telah melekat sebagai kelompok lawak.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Nama Srimulat bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia sudah tidak asing lagi. Srimulat seperti melekat di dalam memori kolektif pecinta seni dan masyarakat secara umum sebagai kelompok lawak.
Lawakan-lawakan Srimulat hingga saat ini mungkin masih melekat di ingatan masyarakat, misalnya,
Jujuk: Ati-ati di kota ya, jangan sampai kamu pulang tinggal nama
Gepeng: Nggak usah kuatir! Nama saya nggak mungkin pulang sendiri.
Baca juga: Sudah Ground Breaking Agustus 2020, Kelanjutan Proyek Jateng Valley Kini Dipertanyakan Warga
Baca juga: Kampus Negeri Dilarang Angkat Dosen Honorer, Bagaimana Nasib Dosen Non-PNS yang Sudah Mengajar?
Di Solo, Jawa Tengah, anak-anak dari legenda Srimulat, Djudjuk Djuwariyah atau yang lebih dikenal dengan Djudjuk Srimulat mendirikan sebuah kedai makan yang diberi nama Ndopo Srimulat.
Nama tersebut diinisiasi oleh dua anak dari pasangan Teguh Slamet Rahardjo dan Djudjuk, pentolan grup musik dan lawak yang lahir di Surabaya puluhan tahun lalu: Mia Permata dan Sintia Perdana.
Mia Permata dan Sintia Perdana saat berbincang dengan Tribunjateng.com pada Rabu (15/12/2021) menyampaikan, sebetulnya mereka sudah punya keinginan mendirikan usaha makanan di masa pandemi ini.
Kemudian, mereka menggali menu-menu makan yang dulu sang ibu gemar memasaknya, beberapa menu favorit sang bapak, dan menua yang disukai para pelawak Srimulat.
"Itu kita kumpulkan. Kemudian kita sajikan dengan nama yang unik misalnya kayak koyor nyonyor, lodeh ndoro, seperti itu," ungkap Mia di sela-sela aktivitas di Ndopo Srimulat.
Kedai makan yang beralamat di Jalan Srigunting V Nomor 2, Gremet, Manahan, Solo resmi dibuka pada Rabu (1/12/2021). Semula akan diberi nama Eyang Djudjuk atau Warung Eyang Djudjuk.
"Tadinya kan bingung mau pake nama apa, pengennya pakai nama ibuk saja, Eyang Djudjuk atau Warung Eyang Djudjuk," ucap Sintia menambahkan.
Menurut Sintia, kebetulan MNC Production bekerja sama dengan Tim Srimulat akan menggarap Srimulat Movie.
"Saya pikir timing-nya pas banget ya dengan kita mau bukaan kedai ini. Udahlah pakai Srimulat aja, gitu," tuturnya.
Selain itu, menurut Mia, pada Desember 2021 bersamaan dengan rencana pembukaan kedai dengan dimulainya penggarapan Srimulat Movie yang diberi judul Hil Yang Mustahal.
Mia menyebut, kebetulan pas shooting di Sriwedari artis-artis Hil Yang Mustahal juga datang ke Ndopo Srimulat untuk makan.
"Kita pikir untuk promosinya malah bisa satu langkah ke depan. Daripada pakai nama lainnya," ungkapnya.
"Puji Tuhan bisa barengan. Selain itu nama Srimulat juga lebih dikenal masyarakat. Jadi ndak babat alas lagi lah," ucapnya.
Mia berharap, semua orang tanpa sungkan dan rasa takut bisa datang di Ndopo Srimulat untuk mencicipi menu yang disediakan dan menikmati suasana kedai.
"Saya itu rencananya, semua orang bisa ke sini, semua orang bisa jajan ke sini. Tidak ada beban mahal, enggak. Semua orang bisa mencicipi, semua orang bisa datang ke sini tanpa rasa takut," ungkapnya.
Ke depan, Mia berharap orang yang datang ke Ndopo Srimulat ke depan bisa one stop shopping dan one stop education.
"Kita ingin, akan membuat seperti biografi Srimulat di sini, satu tempat biar anak-anak muda bisa mengenal Srimulat," tuturnya.
Kedai Makan Ndopo Srimulat ini buka dari Senin hingga Sabtu mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Khusus hari Kamis, disediakan menu khas Jawa Timuran.
Sosok Bapak dan Ibu di Mata Anak
Soal pribadi sang bapak, Teguh Slamet Rahardjo menurut Mia adalah seorang yang berwibawa.
Selain itu, sangat bisa mengayomi seniman yang hampir 150 orang dari berbagai macam karakter yang berbeda.
"Orang biasa saja susah, ini seniman. Bapak bisa memahami mereka seperti apa. Kalau dengan anak-anak itu bapak tidak terlalu dekat tapi sangat mengayomi, karena kesibukan jarang bertemu, tapi di akhir-akhir sangat banyak belajar dari bapak," ungkapnya.
Sementara sosok sang ibu, Djudjuk Djuwariyah, menurut Sintia adalah sosok yang suka memasak. Suka memasakkan teman-teman, dan seniman.
Baca juga: Video Detik-detik Penggerebekan Ketua Pemuda Pancasila Blora, Ada Apa?
"Kalau arisan itu gak pesen makan, tapi masak dhewe. Rak k ketang nanti ya duka-duka. Sosok ibuk banget lah, ibuk yang sangat luar biasa," ungkapnya.
Menurutnya, anak-anak cenderung lebih dekat dengan ibu, ya walaupun ibu lebih banyak di rumah.
"Sebenarnya sama aja sih, kita waktu kecil itu waktu syutingnya itu ketemu anak jarang banget ya. Setelah Srimulat agak pudar, pindah ke Solo, ibu akhirnya ngerangkul anak-anak lagi sampai sepuh kemarin, sampai meninggalnya ibu," tandasnya. (*)