Guru Berkarya
Memaksimalkan Layanan Informasi KRR dalam Konsultasi dan Konseling
Pada diri remaja terdapat perkembangan psikis yang sangat penting, dimana perkembangan tersebut adalah perkembangan intelegensi dan perkembangan...
Oleh: Dra Yumaroh, Guru SMPN 2 Sragi Kabupaten Pekalongan
PENGERTIAN Kesehatan Reproduksi Remaja, Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hudupnya. sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia. Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam Marmi (2013:54) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Pada diri remaja terdapat perkembangan psikis yang sangat penting, dimana perkembangan tersebut adalah perkembangan intelegensi dan perkembangan perasaan. Dalam perkembangan perasaan di usia remaja meliputi perkembangan emosi yang merupakan perubahan terpenting di usia remaja. Emosi di usia ini memang memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola pikir maupun tingkah laku setiap individu. Hal ini dikarenakan emosi adalah suatu respons terhadap rangsangan yang mampu menyebabkan perubahan fisiologis disertai dengan perasaan yang kuat serta pada umumnya mengandung berbagai kemungkinan untuk meletus/meledak (emosi yang meluap).
Perkembangan emosi setiap orang pada umumnya terlihat jelas pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan fluktuasi atau naik turunnya emosi remaja dapat mempengaruhi tingkah laku, tingkah laku emosional contohnya agresif, rasa takut yang berlebihan, tingkah laku menyakiti diri sendiri, sikap apatis dan lain-lain. Perubahan-perubahan emosional pada usia remaja tersebut sangat dipengaruhi faktor-faktor perubahan jasmani, perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, sekolah dan lingkungan sekitar termasuk yang terjadi pada siswa di SMP N 2 Sragi Kabupaten Pekalongan.
Persepsi dan pemahaman yang salah mengenai seksualitas diantaranya disebabkan pengetahuan seksnya yang sangat kurang, misalnya remaja menganggap alat kelamin merupakan bagian tubuh yang kotor dan tidak boleh disentuh, minum-minuman bersoda akan mempercepat selesainya menstruasi dan berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta dan kasih sayang. Hal-hal tersebut bisa terjadi di kalangan remaja karena ketidaktahuan dan informasi yang setengah-setengah dari sumber yang tidak jelas.
Berkaitan dengan layanan informasi, menurut Winkel (2005:189) menjelaskan bahwa pengertian layanan informasi adalah :Layanan informasi merupakan layanan yang memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman dari suatu informasi dan pengetahuan yang diperlukan sehingga dapat dipergunakan untuk mengenali diri sendiri dan lingkungan. Layanan informasi juga bermakna usaha- usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda
Layanan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah suatu proses seorang konselor memberikan informasi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja. Tujuan Layanan informasi KRR adalah untuk memberikan informasi dan fakta kepada remaja agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil suatu keputusan mengenai tindakan yang akan diambil. muatan pendidikan yang disarankan dalam materi pemberian layanan informasi KRR antara lain: seksualitas, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan napza.
Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sangat penting karena masa remaja merupakan masa yang paling kritis bagi perkembangan fisik maupun mental remaja, siswa menghadapi kebingungan dengan apa yang dialami. Akan Apalagi kalau siswa mendapatkan pengetahuan tentang seks yang salah tentu saja akan menimbulkan masalah yang fatal. Selain itu guru BK juga mengatakan bahwa banyak siswanya yang sudah mulai tertarik dengan lawan jenis, banyak dari mereka yang mulai pacaran dan mencari tempat untuk berdua dengan pasanganya. Fenomena seperti ini tentu saja harus mendapatkan penanganan khusus. Layanan konseling ini ternyata membawa dampak yang positif terhadap siswa. Siswa semakin memahami pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. (*)