Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Omicron Sudah Masuk Indonesia, Tedeteksi Menginfeksi Seorang Pekerja Kebersihan Wisma Atlet

Kasus pertama Covid-19 varian Omicron yang terdeteksi diumumkan pemerintah Indonesia.

Editor: rival al manaf
(SHUTTERSTOCK/natatravel)
Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kasus pertama Covid-19 varian Omicron yang terdeteksi diumumkan pemerintah Indonesia.

Pengumuman itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Varian Omicron disebut menginfeksi seorang pekerja kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Baca juga: Jangan Remehkan Flu Pilek, Banyak yang Terkecoh karenaTernyata Tertular Varian Covid-19 Omicron

Baca juga: Kemenkes: Kabar Omicron di Indonesia terdeteksi di Cikarang itu Hoaks

Baca juga: Kabar Terkini, WHO Sebut Covid-19 Varian Omicron Sudah Menyebar di 57 Negara

Pasien berinisial N itu terinfeksi bersama dua rekannya sesama petugas kebersihan.

Meski demikian hanya dia yang dinyatakan positif Omicron.

“Kemenkes tadi malam mendeteksi ada pasien N terkonfirmasi Omicron per 15 Desember 2021,” kata Budi Sadikin dalam konferensi pers, Kamis (16/12/2021).

Ia memaparkan pasien N diambil sampelnya pada 8 Desember 2021 lalu untuk dites genome sequencing.

“Kami terima sampel 10 Desember, ada tiga pekerja pembersih yang positif tapi 1 yang positif omicron,” katanya.

Lebih lanjut, kata Menkes, ketiga orang tersebut positif tanpa gejala.

Diduga Sudah Menyebar di Indonesia

Dengan munculnya satu orang terdeteksi Omicron tersebut, varian baru Covid-19 itu diduga sudah masuk dan menyebar di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, melalui postingan Facebook pribadinya, Senin (6/12/2021).

Tribunnews.com sudah mendapatkan izin untuk mengutip pendapat beliau.

"Pendapat saya (varian Omicron) sudah (masuk Indonesia).

Laporan awal itu pun sebenarnya kasusnya sudah terjadi setidaknya 2 pekan sebelumnya," ungkap Tonang.

Meski menduga varian Omicron telah masuk Indonesia, Tonang menyebut yang terkena hanya mengalami gejala ringan, bahkan tanpa gejala.

"Sehingga tidak terdeteksi dan tidak terlaporkan," ungkapnya.

Tonang mengungkapkan, Indonesia tidak memiliki data yang mendekati akurat, karena jumlah tes yang masih kurang.

"Tapi, prevalensi antibodi, dari infeksi alami, vaksinasi maupun hybrid infeksi-vaksinasi, sudah relatif tinggi setelah melewati Juli kemarin," ungkapnya.

 Selain itu, angka cakupan vaksinasi Indonesia juga sudah di angka sekitar 36,37 persen dari seluruh penduduk.

Target 40 persen penduduk sudah tervaksin di akhir 2021 pun disebut Tonang bisa tercapai bila kecepatan harian stabil.

"Dengan tetap mempertahankan prokes disiplin, ini bekal berharga kita melawan gempuran Omicron."

"Baik karena yang terkena cenderung ringan, tapi juga penyebarannya tidak leluasa karena sudah banyak yang memiliki antibodi," ungkap Tonang.

Tonang mengungkapkan, antibodi masyarakat dari infeksi alami pada bulan Juli sudah menurun.

"Hanya paparan Omicron cenderung tidak menimbulkan gejala berat, laporannya gejala ringan, sehingga diharapkan memicu antibodi kembali meninggi."

"Dengan demikian, dugaan saya, Omicron sudah ada, sudah mulai menyebar di Indonesia," ungkap Tonang.

Alasan Belum Teridentifikasi

Tonang menjelaskan faktor yang menyebut belum teridentifikasinya varian Omicron di Indonesia.

Alasan pertama, sebagian besar kasus karena Omicron tanpa atau hanya gejala ringan, sama seperti yang dilaporkan Afrika Selatan dan sejumlah negara lain.

"Kedua, jumlah test PCR kita di bawah ambang. Memang rata-rata tes kita dilaporkan antara 180-200 ribu per hari."

"Tapi yang banyak itu tes antigen, sekarang PCR tinggal sekitar 15 persen saja dari total tes. Rata-rata sekitar 30 ribu per hari. Padahal minimal 39 ribu per hari."

"Itu minimal. Itu juga dengan syarat merata. Sayangnya, 40-50 persen dari jumlah PCR itu di Jakarta saja. Sisanya dibagi 33 provinsi lainnya," urai Tonang.

Tonang menjelaskan, meski tes antigen masih bisa mendeteksi Omicron, namun tes antigen baru positif bila viral load tinggi.

Kalau sudah menurun, Tonang menyebut PCR yang tepat untuk mendeteksi varian Omicron.

Imbauan untuk Masyarakat 

Lebih lanjut, Tonang menilai masyarakat harus tetap mencegah penularan Covid-19.

"Kalaupun benar Omicron sudah ada di Indonesia, atau ternyata belum ada, tetap saja jawabannya satu, harus dicegah penyebarannya," tekannya.

Tonang juga meminta masyarakat waspada bila kasus melonjak tinggi, maka risiko kematian akan besar.

"Risikonya akan membesar bila jumlah kasusnya melonjak tinggi, melampaui kemampuan sistem pelayanan kesehatan, seperti terjadi di bulan Juli kemarin."

"Maka kita tetap harus cegah, jangan sampai penyebarannya tidak terkendali," ungkap Tonang.

Ia juga meminta masyarakat terus berhati-hati sampai pandemi Covid-19 benar-benar telah terkendali.

"Khusus Omicron, sampai terlaporkan bahwa tidak ada lagi laporan kasus dari tempat lain. Apalagi di Indonesia sendiri."

"Jadi, tetap semangat, jangan resah, jangan gegabah," ungkap Tonang.

Baca juga: Duduk Perkara Penangkapan Ketua Pemuda Pancasila Blora, Makelar Kasus Hingga Nyabu Bareng Istri

Baca juga: Menko Airlangga: Program Strategis Nasional Ciptakan 11 Juta Tenaga Kerja

Baca juga: Tanpa Ampun Hotman Paris Langsung Buka Tas di Depan Pelayan Prancis yang Meremehkan, Si Bule Melongo

Diketahui, virus corona varian Omicron dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan.

Saat ini, sejumlah negara telah mengonfirmasi kasus Covid-19 varian Omicron, seperti Australian, Malaysia, dan Singapura. (*)

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak) (*)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved