Anggota DPR Ini Minta Para Pendidik di Masa Pandemi Lebih Tabah dan Kuat dalam Mendidik
Indikasi learning loss yakni berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD setelah satu tahun pandemi.
Penulis: rustam aji | Editor: rustam aji
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan.
Indikasi learning loss yakni berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD setelah satu tahun pandemi.
Dari survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota dari 8 provinsi (April-Mei 2021) menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat.
Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73 % (literasi) dan 86 % (numerasi).
Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi.
Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan (learning loss). Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar.
Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar.
Karena itu, DPR berharap kepada para pendidik untuk lebih tabah, semangat dan kuat. Karena di tangan para pendidiklah anak-anak Indonesia ini akan menjadi siap menghadapi masa depan.
Setidaknya hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng SS, MM, saat memberikan pengantar kegiatan "Workshop Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran" yang diadakan di Balai LPMP Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).
"Meski bapak ibu guru ini juga dalam posisi belajar menyesuaikan diri dengan keadaan di pandemi ini, namun saya mohon bapak ibu guru lebih tabah, tawakal, semangat dan kuat. Karena di tangan bapak ibu guru ini, anak-anak kita ini mau kemana, jadi apa dan bisa apa," kata Agustina Wilujeng.
Kegiatan yang dihadiri para pengampu kebijakan pendidikan di Jawa Tengah tersebut diharapkan Agustina Wilujeng dalam proses pembuatan sistem pendidikan nasional yang lebih bermutu itu ada tata nilai yang ditetapkan dan diselaraskan untuk ditanamkan pada anak anak bangsa.
"Dan saya titip, disetiap titik literasi, nuemerasi, karakter dan perlibatan masyarakat dalam pendidikan itu ada tata nilai yang ditetapkan dan diselaraskan untuk ditanamkan kepada anak-anak kita," harap Agustina.
Agustina menambahkan adanya Pandemi Covid-19 membuat pemerintah melalui Kemendikbudristek menerapkan kurikulum darurat, sebab kurikulum yang sebelumnya dipakai tidak bisa diterapkan di saat pandemi. Kurikulum darurat itu merupakan permintaan DPR saat itu.

Agustina Wilujeng mengatakan diberlakukannya kurikulum darurat memang karena kebutuhan.
"Bagaimana mungkin pembelajaran online dengan beban seperti sebelum pandemi, maka kita panggil Kemendikbudristek dan meminta untuk segera terbitkan kurikulum darurat. Karena apa, beban gurunya terlalu berat. Bagaimana guru itu bisa menyelsaikan materi hanya dalam waktu dua jam, serta guru juga harus memeriksa akses anak-anak saat online," ungkap politisi PDI Perjuangan itu.
Metode pembelajaran daring dan luring, menurut Agustina berbeda maka kurikulum darurat itu penting.