Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Anggota DPR Ini Minta Para Pendidik di Masa Pandemi Lebih Tabah dan Kuat dalam Mendidik

Indikasi learning loss yakni berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD setelah satu tahun pandemi.

Penulis: rustam aji | Editor: rustam aji
TRIBUN JATENG/RUSTAM AJI
BERI ARAHAN - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng SS, MM, saat memberikan pengantar kegiatan "Workshop Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran" yang diadakan di Balai LPMP Jawa Tengah, Senin (20/12/2021). 

"Sekarang ini pandemi belum selesai semua, namun ada juga (sekolah) yang tatap muka maka harus ada opsi yang tetap online pakai apa, yang sudah luring namun waktunya dibatasi pakai apa. Terus kalau dalam satu kelas jumlahnya 32 anak dan dalam satu kelas ngga cukup, kalau mau separuh separuh pakai sistem apa? Nah ini harus ada opsi semuanya, itu menurut saya bagus," beber Agustina.

Guna menghindari adanya dampak learning loss, menurut Agustina adanya opsi menyerahkan kurikulum ke sekolah tersebut adalah bagus.

"Opsi yang paling tahu untuk siswa adalah sekolah itu, biar sekolah berembug dengan gurunya. Ini model anak-anak di Jateng bagian pesisir metode belajarnya begini, yang di Kota Semarang mungkin cocoknya ini. Inilah yang diharapkan dapat menurunkan angka learning loss," kata Agustina.

"Kalau dihantam semuanya model belajarnya kayak anak-anak di Jakarta, ngga bisa. Yang di Maluku sana ngga ada internetnya, gurunya harus jalan-jalan. Itu juga merupakan opsi yang diberikan. Nanti suatu hari kita akan dapatkan formulanya, oh bahwa dalam keadaan ini formula ini sehingga bisa diselaraskan," ujarnya.

Oleh itu, Agustina Wilujeng meminta Badan Kurikulum untuk rajin melakukan workshop."Badan Kurikulum untuk rajin melakukan workshop, FGD guna mencari muatan-muatan dan masukan untuk mencari formula yang paling mirip bener," ucapnya.

Kemendikbudristek Tawarkan Empat Opsi Kurikulum

Di sisi lain, Plt Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti, mengatakan dalam rangka memulihkan pembelajaran, Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi menawarkan berbagai opsi.

Opsi tersebut diantaranya yang pertama menerapkan kurikulum 2013 secara penuh, yang kedua menerapkan kurikulum 2013 yang disederhanakan, opsi ketiga yakni menerapkan kurikulum yang dikembangkan sendiri oleh sekolah dan opsi terakhir atau keempat adalah menerapkan kurikulum prototipe.

"Dalam rangka menuju ke arah peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah menginisiasi berbagai terobosan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di Indonesia termasuk kurikulum prototipe, yang merupakan salah satu gagasan terkini yang dikenalkan Kemendikbudristek," kata Nugraheni Triastuti.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Drs Zulfikri, MEd, saat ini kurikulum 2013 harus dievaluasi.

"Pada prinsipnya kurikulum memberikan kemudahan bagi siapapun bagi guru apalagi peserta didik, semangat untuk memberikan pelayanan maksimum dengan memberikan kemudahan itulah yang selalu kita gelorakan," ucapnya.

Zulfikri menambahkan beberapa waktu lalu Mendikburistek mengingatkan kalau ini bukan sebuah kebijakan namun sebuah gerakan.

"Bedanya kalau kebijakan itu perintah, sedangkan gerakanadalah kesadaran kita bersama dalam rangka menciptakan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik," katanya.

Menurutnya kurikulum saat ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya.

"Ini beda dengan kurikulum sebelumnya, bila sebelumnya kita kembangkan kemudian kita terapkan sekolah siap atau tidak siap harus melaksanakan. Nah kalau sekarang kita mulai menggerakan kesana, sehingga ada guru penggerak ada sekolah penggerak dan organisasi penggerak semuanya bersinergi untuk melakukan gerakkan perbaikkan dan pemulihan pembelajaran," pungkasnya. (aji)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved