Berita Kabupaten Tegal
Strategi SMK Maarif Perkuat Link and Match dengan Dunia Industri, Bupati Tegal: Harus Sering Update
Penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi pada lembaga SMK untuk memperkuat link and match dengan dunia industri sangat diperlukan
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
“Melalui kurikulum ini kita ingin membangun sikap mental dan karakter siswa melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, komunikatif, dan bertanggung jawab sebagai bagian dari penguatan soft skill, bekal penting untuk sukses di dunia usaha dan dunia industri,” imbuhnya.
Sementara itu, ketua panitia yang juga Kepala SMK NU 1 Slawi Ali Saefudin menjelaskan, agenda ini merupakan implementasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI bahwa seluruh sekolah vokasi, termasuk SMK Maarif harus secepatnya mengubah mindset dan orientasi keberhasilan penyelenggaraan pendidikannya.
Tidak hanya sekedar mampu meluluskan dan membekalinya dengan ijazah, melainkan bagaimana lulusannya mampu unggul dan terdepan dalam hal kompetensi dan karakter.
"Tujuan kerja sama ini dan penyesuaian kurikulum adalah untuk menumbuhkan lebih banyak entrepreneur muda yang tangguh dan hebat, serta siap bersinergi, berkolaborasi untuk memajukan industri, dunia usaha, dan dunia kerja," jelas Ali.
Lebih lanjut Ali mengungkapkan, tantangan yang dihadapi penyelenggara SMK pada umumnya adalah adanya broken link karena kurangnya kepercayaan dunia industri atau dunia kerja pada lulusan SMK.
Miss macth ini, menurutnya berawal dari dukungan alat dan kelengkapan sarana belajar praktik siswa yang masih rendah, belum berstandar dunia kerja, baik dari segi jumlah maupun teknologinya.
Adapun Direktur SMK Ditjen Diksi Kemendikbudristek RI Wardani Sugiyanto, secara virtual menyampaikan strategi ”8+i” link and match keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi, sebagai keselarasan mendalam dan menyeluruh SMK Pusat Keunggulan (PK) dengan dunia kerja.
Delapan strategi yang akan diterapkan pada nota kesepahaman tersebut, pertama, kurikulum disusun bersama.
Kedua, pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja.
Ketiga, jumlah dan peran guru atau instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja ditingkatkan secara signifikan.
Keempat, praktik kerja lapangan atau industri minimal satu semester.
Kelima, sertifikasi kompetensi sesuai standar dan kebutuhan dunia kerja, baik bagi lulusannya maupun guru atau instruktur pengajar.
Keenam, update teknologi dan pelatihan bagi guru atau instruktur secara rutin dari dunia kerja.
Ketujuh, riset terapan yang mendukung teaching factory yang bermula dari kasus atau kebutuhan.
Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
Sedangkan satu tambahannya berupa opsi “i” yaitu berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja, antara lain beasiswa atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau dalam bentuk lainnya. (dta)