Berita Karanganyar
Tim TPID Sidak Pasar Jungke Karanganyar, Sejumlah Komoditas Alami Kenaikan Harga Jelang Nataru
Sejumlah komoditas seperti telur serta daging ayam, minyak goreng dan cabai di Pasar Jungke Kabupaten Karanganyar mengalami kenaikan
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Sejumlah komoditas seperti telur serta daging ayam, minyak goreng dan cabai di Pasar Jungke Kabupaten Karanganyar mengalami kenaikan menjelang momen Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).
Adanya kenaikan harga sejumlah komoditas itu diketahui saat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Karanganyar melakukan sidak di Pasar Jungke pada Rabu (22/12/2021).
Pedagang daging ayam, Pri (36) menyampaikan, saat ini harga daging ayam Rp 34 ribu per Kg. Semula harga daging ayam sekitar Rp 30 ribu per Kg sejak dua minggu lalu.
"Saat ini yang beli kebanyakan bakul. Untuk konsumsi sendiri masih jarang. Ya permintaan turun, kalau biasanya beli 10 Kg turun jadi 8 Kg," katanya kepada Tribunjateng.com.
Sementara itu pedagang lainya, Danang mengungkapkan, harga cabai sret mengalami kenaikan dari semula Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per Kg, saat ini mencapai Rp 80 ribu per Kg.
Selain itu harga telur ayam yang semula Rp 21 ribu, saat ini menjadi Rp 26 ribu. Adanya kenaikan harga cabai sret berimbas kepada turunnya permintaan dari pembeli.
"Kalau biasanya beli 1 Kg jadi setengah atau seperempat," terangnya.
Sedangkan harga minyak mengalami kenaikan dari semula Rp 34 ribu untuk kemasan dua liter, saat ini mencapai Rp 39 ribu hingga Rp 40 ribu.
Anggota TPID Karanganyar sekaligus Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Budi Sutrisno mengatakan, memang ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga menjelang momen Nataru.
"Komoditas yang mengalami kenaikan signifikan telur ayam, minyak goreng dan cabai sret," ungkapnya di sela.
Dia menjelaskan adanya kenaikan harga telur ayam dikarenakan adanya gangguan produksi di kandang bertepatan dengan kondisi cuaca yang lembab sehingga produksi turun. Di sisi lain permintaan yang tinggi seiring dengan adanya pengadaan bantuan pangan untuk masyarakat oleh pemerintah.
Penyebab adanya kenaikan harga pada cabe sret juga disebabkan adanya gangguan produksi karena cuaca.
"Musim hujan ini ada gangguan produksi, proses (dari cabai hijau) menjadi merah mengalami gangguan. Kalau minyak itu memang mengikuti harga minyak dunia," jelasnya.
Dia menuturkan, hasil pemantauan ini akan diberikan kepada pengambil kebijakan di Kabupaten Karanganyar.
"Dengan kondisi ini, bagaimana kebijakannya yang akan diambil nanti mengikuti," terangnya.
Budi mengimbau kepada masyarakat supaya memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah untuk menanam sejumlah komoditas. Sehingga apabila ada kenaikan harga, masyarakat dapat memanfaatkan apa yang ditanam di sekitar rumah. (Ais)