Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan Tambakrejo Semarang Tak Melaut, Utang Jadi Jalan Cukupi Kebutuhan

Sholiqin, satu di antara nelayan Tambakrejo menceritakan dahsyatnya gelombang dan angin yang menerjang wilayah pesisir Kota Semarang

Penulis: budi susanto | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemandangan tak biasa bisa dilihat di perairan sisi barat wilayah Tambakrejo Kota Semarang.

Di sana ratusan perahu nelayan berjubel hampir mencapai satu kilometer panjangnya.

Perahu-perahu tersebut sengaja ditambatkan karena nelayan takut melaut.

Cuaca ekstrem menjadi penyebab para nelayan tak berani melaut.

Kondisi itu sudah terjadi hampir sepekan terakhir.

Baca juga: Komplotan Ini Khusus Bobol Kantor Pos di Wilayah Jateng, Ini pengakuan Mereka

Baca juga: Prediksi Persiraja Vs PSIS Semarang BRI Liga 1 2021, H2H, Susunan Pemain dan Link Live Streaming

Sejumlah perahu yang ditambatkan juga nampak rusak.

Beberapa lubang terlihat menghiasi dinding kapal yang terbuat dari kayu.

Sholiqin, satu di antara nelayan Tambakrejo menceritakan dahsyatnya gelombang dan angin yang menerjang wilayah pesisir Kota Semarang.

“Hampir empat hari gelombang tinggi dan angin kencang melanda di wilayah pesisir, saya juga tidak melaut, lebih sayang nyawa,” ucapnya, Rabu (12/1/2022).

Menurutnya, kondisi itu membuat nelayan mengungsikan perahu ke lokasi lebih aman.

“Awalnya ya kami tambatkan di dermaga, namun kurang aman, jadi kami pindahkan ke sisi barat atau yang sering disebut Kali Banger,” katanya.

Karena hampir semua nelayan menambatkan di lokasi tersebut, Sholiqin menuturkan Kali Banger dipadati perahu.

“Itu pun banyak yang rusak, selain dihantam gelombang beberapa karena saling bertabrakan,” terangnya.

Sejumlah perahu milik nelayan ditambatkan di dermaga yang ada di wilayah Tambakrejo Kota Semarang, perahu tersebut ditambatkan karena cuaca buruk yang melanda pesisir Kota Semarang beberapa hari terakhir, Rabu (12/1/2022).
Sejumlah perahu milik nelayan ditambatkan di dermaga yang ada di wilayah Tambakrejo Kota Semarang, perahu tersebut ditambatkan karena cuaca buruk yang melanda pesisir Kota Semarang beberapa hari terakhir, Rabu (12/1/2022). (TribunJateng.com/Budi Susanto)

Karena tak melaut, pria paruh baya tersebut menjelaskan beberapa nelayan sampai berutang.

“Untuk mencukupi kebutuhan karena tidak melaut kami terpaksa berutang, mau bagaimana lagi karena itu jalan satu-satunya,” tutur Sholiqin.

Sementara itu, Amron, Bidang Bantuan dan Sosialisasi KNTI Semarang, membenarkan kondisi yang dialami oleh nelayan.

“Cuaca memang sedang tidak baik, dampaknya selain nelayan tak bisa melaut, harga komoditi laut seperti cumi juga naik karena tidak ada stok,” jelasnya.

Ia merinci, harga cumi yang semula Rp 40 ribu perkilogram kini menjadi Rp 80 ribu.

“Kenaikan bisa 100 persen itu baru cumi, belum udang dan lainya,” terang Amron.

Ia juga menerangkan, karena cuaca buruk semua nelayan di Tambakrejo tidak melaut.

“Total ada 800 nelayan, dan semua tidak melaut karena cuaca buruk dan kerusakan perahu,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pendataan terhadap kerusakan perahu masih dilakukan.

“Sampai sekarang masih kami data jumlah perahu yang rusak, karena jumlah yang ditambatkan sangat bisa lebih dari 800 kapal.

Bahkan bisa dilihat sendiri antrean perahu bisa sampai satu kilometer lebih, kondisi ini masih akan berlangsung mungkin sampai 15 hari,” tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved