Berita Semarang
Jadi Sasaran Pembobolan, Manajemen Kantor Pos Sebut Keamanan di Setiap Kantor Cabang Terjaga Ketat
Manajemen Kantor Pos Regional IV Jawa Tengah memastikan keamanan di setiap kantor cabang terjaga ketat.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Manajemen Kantor Pos Regional IV Jawa Tengah memastikan keamanan di setiap kantor cabang terjaga ketat.
Hal ini diutarakan oleh Deputi Operasional Vice Presiden Kantor Pos Regional IV Jawa Tengah, Hadi Subianto usai konfrensi pers pembobolan kantor pos di Wilayah Jawa Tengah, Rabu (12/1/2022).
Hadi mengatakan selama ini setiap kantor cabang maupun kantor cabang pertama terdapat satpam yang berjaga.
Baca juga: Dikira Begal Payudara, Ternyata Waria Marah dan Kejar Pelanggan Gara-gara Belum Dibayar
Baca juga: Unggahan Ardhito Pramono Sebelum Ditangkap Polisi Terkait Penyalahgunaan Narkoba Jenis Ganja
Begitu juga di Kantor Cabang Pembantu juga telah ditempat karyawan yang menjaga malam.
"Setiap kantor juga diberi petugas Satpam dan penjaga malam," ujarnya.
Menurutnya, di setiap kantor pos juga diberi CCTV.
Namun pada perkara tersebut CCTV itu diambil oleh pelaku.
"Pada perkara tersebut, CCTV juga diambil pelaku," tuturnya.
Ia mengapresiasi Polda Jateng telah mengungkap pembobolan sejumlah Kantor Pos di wilayahnya.
Pihaknya akan memperketat kembali Standar Operasional Prosedur (SOP) penjagaan.
Baca juga: Rutan Solo Jalin Kerjasama dengan BNNK untuk Berantas Penyalahgunaan Narkoba di Dalam Tahanan
Baca juga: Zivara Senang Habis Vaksin Bareng Polisi Dapat Jajan Bergambar Kartun
"Kami berharap kejadian ini tidak terjadi lagi di Kantor Pos," imbuhnya.
Buru otak pembobol kantor pos
Otak pembobol kantor pos di sejumlah Kabupaten masih menjadi buronan jajaran Ditreskrimum Polda Jateng.
Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan dari kelima pelaku tersebut satu diantaranya merupakan seorang residivis kasus sama. Pelaku itu saat ini menjadi buronan Polisi.
"Pelaku yang saat ini buron merupakan otak dari pencurian," ujarnya, Rabu (12//1/2022).
Menurutnya, para pelaku telah melancarkan aksinya sekitar 5 hingga 6 bulan. Pelaku menggunakan mobil sewaan untuk melaksanakan aksi.
"Keempat pelaku direkrut oleh AR. Para sudah memetakan terlebih dahulu kantor pos yang sekiranya aman untuk dibobol," ujar dia.
Baca juga: Unggahan Ardhito Pramono Sebelum Ditangkap Polisi Terkait Penyalahgunaan Narkoba Jenis Ganja
Baca juga: Rutan Solo Jalin Kerjasama dengan BNNK untuk Berantas Penyalahgunaan Narkoba di Dalam Tahanan
Kombes Djuhandani menuturkan ada beberapa Tempat Kejadian Perkara (TKP) kantor pos yang tidak berhasil disatroni karena diketahui oleh penjaga. Pelaku telah memetakan mana saja kantor pos yang lemah penjagaannya.
" Jadi mereka telah menargetkan tempat-tempat yang pengamanan kurang dan tidak ada penjagaan," tuturnya.
Menurutnya, pelaku tidak menggasak paketan yang dikirimkan melalui kantor pos tersebut. Pelaku hanya menggasak barang-barang yang ada di kantor itu.
"Pelaku mengambil simplenya hanya mengambil barang-barang yang ada di kantor itu. Kalau barang paketan terjaga karena tempat itu diamankan di kantor itu," terangnya.
Ia mengatakan pelaku mendapatkan hasil terbesar berada di Kantor Pos Brebes. Pelaku berhasil menggasak uang sebesar Rp 90 juta.
"Hasil pencurian, 4 pelaku masing-masing mendapat Rp 20 juta. Sementara otak pelaku mendapat hasil Rp 30 juta. Dari hasil itu pelaku dibelikan motor dan emas. Sisanya saat ini sedang kami amankan," jelasnya.
Tak kantong SIM
Pelaku yang merupakan sopir dari mobil digunakan untuk membobol kantor pos di sejumlah wilayah di Jawa Tengah tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Sopir tersebut diketahui berinisial AP warga Banyumas. Dia mengaku tidak memiliki SIM ketika ditanya oleh Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandani Rahardjo Puro saat konfrensi pers di kantornya, Rabu (12/1/2022).
"Saya tidak punya SIM dan bekerja menjadi sopir selama 5 bulan," jelasnya.
Selama menjadi sopir, dia hanya berada di mobil dan bertugas mengawasi lokasi sekitar yang akan dibobol. Dirinya mendapat bagian hasil curian sebesar Rp 20 juta.
"Saya mendapat bagian Rp 20 juta," tuturnya.
Tersangka ES memiliki tugas memantau lokasi yang akan disantroni. Selama melakukan aksinya dia memantau lokasi dari luar.
"Saya hanya mendapatkan bagian Rp 1 juta dan Genset hasil curian," tuturnya.
Pengakuan sama juga diakui tersangka lainnya AH dan SM. Mereka berdua hanya memantau dari luar dan pelaku melakukan eksekusi ke dalam kantor yakni AR yang saat menjadi buron.
Baca juga: Rutan Solo Jalin Kerjasama dengan BNNK untuk Berantas Penyalahgunaan Narkoba di Dalam Tahanan
Baca juga: Lagi-lagi Sampah Menumpuk di Aliran Sungai Desa Kesambi Kudus, Banjir Incar Pemukiman Warga
"Bagian yang masuk ke dalam AR saat ini masih buron," ujarnya.
AH mengaku baru bergabung dengan komplotan tersebut saat berada di Kantor Pos Brebes. Dia smendapat bagian sebesar Rp 20 juta.
"Hasilnya belum saya gunakan sama sekali," kata dia.
Sementara pelaku SM mendapat bagian Ro 20 juta. Hasil kejahatannya tersebut dibelanjakan sepeda motor dan perhiasan.
"Hasilnya saya belikan sepeda motor dan perhiasan," tuturnya. (*)