Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mahasiswa UIN Walisongo Hanyut

Ratusan Mahasiswa Berkumpul di Landmark Kampus 3 UIN Menggelar Aksi Tabur Bunga

Tak kurang dari 400 mahasiswa turut hadir dalam aksi solidaritas untuk enam rekan mereka yang menjadi korban terbawa arus sungai di Singorojo, Kendal.

TRIBUNJATENG/ F ARIEL SETIAPUTRA
TABUR BUNGA - Seorang mahasiswa menyalakan lilin dan tabur bunga dalam aksi solidaritas mengenang rekan mereka yang menjadi korban hanyut di Desa Singorojo, Kendal. Kegiatan ini berlangsung di Landmark kampus III UIN Walisongo Semarang, Rabu (5/11/32025) malam- 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tak kurang dari 400 mahasiswa turut hadir dalam aksi solidaritas untuk enam rekan mereka yang menjadi korban terbawa arus sungai di Singorojo, Kendal.

Kegiatan berlangsung di area Landmark Kampus 3 UIN Walisongo, Rabu (5/11/2025) malam.

Mereka kompak mengenakan baju hitam dalam yang digagas oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo Semarang itu.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Kenakan Baju Hitam: Gelar Doa Bersama dan Tabur Bunga

Kegiatan dimulai sekitar pukul 19.10 WIB malam dimulai dengan doa, kemudian pembacaan puisi, serta kesaksian mahasiswa yang terjun dalam proses evakuasi di lokasi kejadian.

Isak tangis dari sejumlah mahasiswa juga turut mengiringi aksi solidaritas ini.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemasangan foto para korban hanyut diikuti dengan prosesi tabur bunga.

Dalam kesempatan itu, Ketua DEMA Muhammad Mu'tasim billah menyampaikan kaget mendengar peristiwa ini.

"Saat awal mendengar kabar, kami sempat tidak percaya. Dan ternyata ini sebuah accident. Kami malam ini menggelar aksi solidaritas dan doa bersama juga sekaligus arahan dari Rektor," kata dia.

Sebagai langkah yang akan diambil oleh DEMA, pihaknya juga akan meminta evaluasi kepada LPPM UIN Walisongo atas kejadian ini.

"Ini menjadi kritik bagi LPPM selaku penanggung jawab Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kedepannya pengawasan dari kemahasiswaan itu harus ditambah. Karena dosen pendamping itu mengawal dua desa. Kedepan harus satu desa satu pembimbing," ujarnya.

Dalam pembagian kelompok KKN UIN ini, satu kelompok diterjunkan di satu desa berjumlah 15 mahasiswa.

"Kami melihat pengawasan dari para dosen masih minim. Itupun hanya dua atau tiga kali," jelas dia.

Sementara itu, mahasiswa yang turut dalam proses evakuasi M. Yuzrul Rizanul Muna menyebut, saat kejadian seluruh mahasiswa KKN di lokasi tersebut berada di lokasi kejadian.

Hanya saja, untuk yang sembilan orang berada di area pinggir, sehingga mereka bisa selamat saat banjir datang.

"Yang sembilan itu, semua sudah di evaluasi untuk pulang ke rumah atau ditarik oleh pihak kampus," kata Yuzrul.

"Berdasarkan cerita dari kelompok KKN yang menjadi korban. Setelah pulang dari sekolah, mereka mampir ke lokasi yang menjadi objek wisata. Mereka di sana tidak naik perahu, namun sedang bermain air. Namun pada pukul 13.30 terjadi banjir. Ada enam yang kemudian hanyut. Mereka berada di tengah. Ada beberapa yang berusaha menolong namun mereka justru ikut terseret arus," kata dia.

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved