Berita Salatiga
Kampanyekan Toleransi, Tingkir Lor Salatiga Dilabeli sebagai Kelurahan Damai
Wali Kota Salatiga bersama Direktur Wahid Foundation, Ibu Yenni Wahid dan Forkopimda Kota Salatiga menyaksikan Deklarasi Kelurahan Damai Tingkir Lor.
Penulis: hermawan Endra | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Wali Kota Salatiga bersama Direktur Wahid Foundation, Ibu Yenni Wahid dan Forkopimda kota Salatiga menyaksikan Deklarasi Kelurahan Damai Tingkir Lor Kota Salatiga, Rabu (12/01/2022).
Kegiatan ini merupakan sinergi antara Kelurahan Tingkir Lor, dengan Wahid Foundation beserta UN Women, sebagai salah satu sarana untuk mengkampanyekan toleransi, perdamaian, dan kesetaraan gender, serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kota Salatiga dapat dikatakan mampu mengelola keberagaman masyarakat dengan baik.
Mereka dapat hidup harmonis dan damai, bahkan telah dikukuhkan dengan raihan predikat sebagai Kota Tertoleran se-Indonesia.
Raihan ini merupakan hasil dari kerja keras Pemerintah Kota Salatiga, yang didukung penuh oleh Forkopimda, Toga, Toma, beserta seluruh elemen masyarakat yang hidup rukun dan damai dalam kemajemukan,” kata Wali Kota.
Baca juga: Saat Mengunjungi Kota Lama, Jangan Lupa Mampir ke Semarang Contemporary Art Gallery
Baca juga: Alasan Beka Komnas HAM Tak Setuju Herry Wirawan Tiduri 13 Santriwati Dihukum Mati dam Dikebiri
Dirinya menambahkan, adanya kolaborasi dan elaborasi dengan lembaga seperti Wahid Foundation, optimis akan semakin menguatkan dan mengukuhkan Kota Salatiga sebagai Kota Tertoleran.
“Saya pesan kepada seluruh masyarakat Kota Salatiga, terutama masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, agar senantiasa merawat toleransi, perdamaian, keadilan, serta menguatkan peran perempuan,” jelasnya.
Dikatakannya, Kelurahan Damai jangan hanya menjadi sebuah status, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Deklarasi Kelurahan Damai adalah langkah awal untuk mewujudkan toleransi, perdamaian, dan keadilan di Kota Salatiga, bahkan di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Wahid Foundation, Yeni wahid mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat di tingkat desa dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan.
“ Sebuah desa yang tangguh harus mempunyai 3 pilar, yakni pemberdayaan ekonomi, pelatihan masyarakat agar bisa menghargai perbedaan dan hidup rukun dan mencegah potensi konflik, kemudian yang ketiga penguatan peran perempuan,” ungkapnya.
Baca juga: Komisi C DPRD Kendal Sidak Hasil Proyek di Pelabuhan Kendal, Masih Perlu Perbaikan Fasilitas
Baca juga: Bapenda Jawa Tengah Ajak ASN Patuh Bayar Pajak Kendaraan Bermotor
Yeni menambahkan bahwa masyarakat harus diberikan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran bahwa adanya perbedaan tidak boleh memecah.
“ Jangan mencederai kepercayaan orang lain, tetap hormati dan menjaga kerukunan bersama. Boleh berbeda keyakinan, boleh berbeda pandangan terhadap apapun, tetapi tolong hormati hal-hal tersebut,” tambah putri dari Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid. (*)