Berita Regional
Kisah Warsidi Mengurus 600 Buaya Dengan Gaji Rp 350 Ribu Seminggu, Bertaruh Nyawa saat Buaya Berahi
Karyawan yang puluhan tahun mengabdikan dirinya untuk merawat buaya-buaya di objek wisata reptil buas tersebut, kini mengurus 600 ekor buaya.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Warsidi seorang perawat buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya, membagikan kisahnya.
Karyawan yang puluhan tahun mengabdikan dirinya untuk merawat buaya-buaya di objek wisata reptil buas tersebut, kini mengurus 600 ekor buaya.
Tugasnya adalah memberi makan buaya, mengamankan telur mereka hingga mengevakuasi buaya yang mati.
Baca juga: Tak Cukup Dzeko, Inter Milan Ingin Membajak Gelandang Jose Mourinho di AS Roma
Baca juga: Warga Serang Temukan Bayi di Area Persawahan, Berawal Dengar Suara Tangisan
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Malam Ini 12 Januari 2022 Pukul 19.30 WIB Rendy Diancam Om Irvan
Baca juga: Dokter Mery Minta Rp300 Juta Sebelum Bakar Bengkel hingga Tewaskan Satu Keluarga Pacar
Pria berusia 48 tahun ini bahkan setia bekerja hingga kepengurusan taman buaya beralih ke generasi ketiga.
Tak heran, dirinya pun ikut dalam bagian sejarah taman buaya Indonesia, mulai dari penangkaran di Jakarta (tutup), penangkaran di Tangerang (tutup) dan kini di Bekasi, persisnya di Desa Sukaragam, Jalan Raya Serang - Cibarusah KM 3 Bekasi, Jawa Barat.
"Saya ngurusin buaya sejak tahun 1986 sampai sekarang. Saat itu masih usia 14 tahun. Disini dari tahun 1991 hingga saat ini," ujarnya saat ditemui Warta Kota, Selasa (11/1/2022).
Bukan tanpa alasan Warsidi mau bekerja menjadi pengurus buaya.
Kondisinya kala itu telah yatim, sehingga hatinya tergerak membantu ibunya mencari uang.
Tawaran untuk bekerja pun ia terima dari pemilik taman buaya Indonesia Jaya (alm. Lukman Arifin).
"Tidak tahu, jiwa saya malah larinya ke penangkaran buaya. Dulu buayanya sampai 15000 ekor, kalau sekarang kisaran 600 ekor. Di sini 320-an sisanya di Tanjung Pasir," tambahnya.
Tak terhitung pula buaya yang telah ia rawat sejak kecil hingga besar.
Bagi Warsidi, merawat buaya termasuk gampang-gampang susah.
Hal tersulitnya hanya ada pada saat musim kawin, serta saat buaya mati.
"Biasanya kalau musim kawin, buaya kerap loncat keluar kandang."
"Biasanya ukuran dua meteran yang loncat keluar. Biasanya nyari sarang."