Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kontroversi di Balik Cangkok Jantung Babi ke Manusia, Termasuk dari Sisi Agama

Beberapa pihak mempertanyakan masalah moral terkait keselamatan pasien, hak-hak asasi hewan, dan masalah agama

Editor: muslimah
UNIVERSITY OF MARYLAND SCHOOL OF MEDICINE via BBC INDONESIA
Kondisi David Bennett (kanan) dilaporkan membaik setelah operasi. 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang pria AS menjadi orang pertama di dunia yang mendapatkan transplantasi jantung dari babi yang dimodifikasi secara genetik.

Menurut dokter, kondisi David Bennett (57 tahun), terlalu parah untuk memenuhi syarat mendapat transplantasi jantung manusia.

Alhasil, dia harus menjalani cangkok organ dari babi.

Prosedur operasi eksperimental itu dilakukan selama tujuh jam.

Tiga hari setelah operasi, kondisi David langsung membaik.

Operasi tersebut dipuji oleh banyak orang sebagai terobosan medis yang dapat mempersingkat waktu tunggu transplantasi dan mengubah kehidupan pasien di seluruh dunia.

Namun beberapa orang mempertanyakan apakah prosedur tersebut etis?

Beberapa pihak mempertanyakan masalah moral terkait keselamatan pasien, hak-hak asasi hewan, dan masalah agama.

Jadi, seberapa kontroversial transplantasi jantung dari babi?

Dampak medis

Ini adalah operasi yang sengaja dilakukan untuk penelitian eksperimen, yang membawa serta risiko besar bagi pasien.

Organ donor manusia yang cocok saja dapat ditolak setelah ditransplantasikan, dan dengan organ hewan, bahayanya mungkin lebih tinggi.

Dokter telah mencoba menggunakan organ hewan untuk xenotransplantasi selama beberapa dekade, dengan keberhasilan yang beragam.

Pada 1984, dokter di California mencoba menyelamatkan nyawa bayi perempuan dengan memberinya jantung babon, tetapi dia meninggal 21 hari kemudian.

Meskipun risikonya sangat tinggi, beberapa ahli etika medis mengatakan mereka harus tetap melanjutkan jika pasien mengetahui risikonya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved