Gelar Latihan Perang, Rusia Tak Ingin Redakan Ketegangan di Perbatasan Ukraina
Moskow menggelar latihan militer dekat Ukraina setelah pembicaraan dengan AS di Jenewa pada Senin menemui jalan buntu.
TRIBUNNEWS, MOSKOW - Amerika Serikat (AS) menyebut genderang perang ditabuh dengan keras di Eropa, karena pembicaraan antara Barat dengan Rusia soal Ukraina menemui jalan buntu.
Sebelum dialog pada Kamis di Wina, AS dan Rusia pada Senin (11/1), juga telah menggelar dialog di Jenewa, Swis yang juga menemui jalan buntu. Moskow pun langsung menggelar latihan militer dekat Ukraina.
Latihan militer tersebut digelar pada Selasa (11/1), dengan melibatkan 3.000 tentara dan sejumlah tank di empat wilayah barat daya Rusia, daerah yang berbatasan dengan Ukraina.
Dalam pembicaraan di Jenewa, AS mendesak Rusia menarik kembali sekitar 100.000 tentaranya dari dekat perbatasan dengan Rusia.
Namun, tuntutan Washington itu tidak digubris Moskow, dan pembicaraan tersebut gagal menghasilkan terobosan untuk mengatasi konflik Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.
Sementara itu, tuntutan Rusia agar NATO menghentikan ekspansinya ke timur juga ditolak Washington.
Reuters melaporkan, latihan yang dilakukan Rusia itu menunjukkan bahwa Kremlin tidak berniat meredakan tekanan militernya.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, pembicaraan pada Senin digelar secara terbuka, substantif, dan langsung. Namun, dia menambahkan, Rusia menginginkan hasil yang cepat.
“Tidak ada tenggat waktu yang jelas di sini, tidak ada yang menetapkannya. Hanya ada posisi Rusia bahwa kami tidak akan puas dengan penarikan tanpa akhir dari proses ini,” ujarnya.
Peskov pun berharap situasinya akan lebih jelas setelah pembicaraan lebih lanjut dua putaran yang akan diadakan Rusia pekan ini.
Wakil Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland mengaku kecewa ketika Moskow tidak optimistis dalam pembicaraan. Ia berujar, Washington ingin agar pertukaran pandangan konstruktif berlanjut.
Nuland menambahkan, latihan militer yang dilakukan Rusia tersebut jelas berlawanan dengan upaya untuk menurunkan eskalasi yang ingin dilihat Washington.
Meski demikian, Rusia berulang kali mengatakan tidak berniat menyerang Ukraina. Namun, Moskow mengaku memiliki hak untuk mengerahkan pasukan di wilayahnya sendiri.
Moskow berkeras, AS dan sekutunya mengesampingkan kemungkinan bahwa Ukraina dapat bergabung dengan NATO.