Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Cara Sekolah Penggerak Membentuk Profil Pelajar Pancasila dengan Gelar Karya

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membentuk profil pelajar Pancasila melalui program Sekolah Penggerak

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
dok SD Al Uswah
Tarian manuk dadali yang diperagakan siswi SD Islam Al Uswah. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membentuk profil pelajar Pancasila melalui program Sekolah Penggerak.

Program ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mendukung kualitas hasil pembelajaran. Yakni mencakup kompetensi, literasi, numerasi, dan karakter bagi peserta didik.

Sebagai penguatan profil pelajar Pancasila, SD Islam Al Uswah Delanggu Klaten yang merupakan sekolah penggerak mengadakan gelar karya secara hybrid, online dan offline.

Kepala SD Islam Al Uswah, Atik Priyanie menuturkan, program Sekolah Penggerak menggunakan pembelajaran paradigma baru. Ini bertujuan mewujudkan profil pelajar Pancasila, yaitu memiliki karakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

"Sesuai tema, yakni kearifan lokal, kebhinekaan global anak-anak menampilkan karya sekaligus nguri-uri (melestarikan) budaya. Meskipun SD Al Uswah membawa label sekolah Islam, tetapi tidak lupa budaya sebagai orang Jawa," kata Atik melalui keterangan tertulis, Senin (17/1/2021).

Sejumlah karya dipamerkan pada gelar karya tersebut. Ada seni tari, kesenian hadro, kerajinan tangan, lukisan, dan sebagainya.

Sebagai sekolah penggerak, SD Islam Al Uswah menerapkan dua kurikulum, yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum prototipe paradigma baru.

"Dalam kurikulum paradigma baru, peserta didik melaksanakan berbagai project di luar kelas. Mereka langsung praktik. Kami berikan target agar siswa membuat project," jelasnya.

Sementara, Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pembinaa SD Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Suparman menuturkan, dari 740 SD yang ada di kabupaten tersebut, terdapat 20 sekolah penggerak termasuk SD Islam Al Uswah.

"Sekolah penggerak diharapkan bisa lebih maju lebih awal, bergerak lebih awal dari sekolah yang lain. Harapannya, anak-anak dituntut bisa melakukan kegiatan pembelajaran yang tidak hanya berbasis pada teori, tetapi juga praktik," kata Suparman.

Karena harus melakukan praktik, peserta didik harus membuat project. Hal tersebut, kata dia, merupakan perwujudan dari kurikulum paradigma baru atau prototipe.

Kurikulum ini memungkinkan guru sebagai fasilitator mendampingi siswa sesuai keahlian yang dimiliki. Lantaran tidak semua siswa memiliki keahlian di bidang akademik, ada juga yang memiliki minat dan bakat di bidang nonakademik.

"Bisa saja nanti sebagai syarat kelulusan anak harus menghasilkan karya. Tentunya ini hal yang tidak sulit. Harapannya, dengan kurikulum prototipe dari sekolah penggerak, peserta didik bisa teori dan praktik," bebernya.(mam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved