Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Covid-19 Jenis Baru Muncul di Surabaya, Berbeda dari Omicron dan Delta

Satu kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Surabaya diduga merupakan varian baru hasil mutasi lokal, yang berbeda dengan varian-varian sebelumnya.

Editor: Vito
BBC
Ilustrasi virus corona 

Varian ini adalah kerabat jauh Omicron, yang menurut para ilmuwan kemungkinan berevolusi dari virus yang lebih tua. Varian ini belum masuk ke dalam varian yang diinvestigasi oleh WHO.

Selanjutnya, seorang peneliti di Siprus pada 8 Januari 2022 mengklaim menemukan jenis virus corona yang menggabungkan varian Delta dan Omicron.

Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, menyebutnya sebagai varian "Deltacron," karena ciri khas genetiknya mirip Omicron dalam genom Delta.

Kontaminasi lab

Meski demikian, para ahli Inggris menyatakan, dugaan mutasi virus corona berjuluk Deltacron yang ditemukan di laboratorium Siprus kemungkinan besar adalah kontaminasi lab, bukan varian baru yang mengkhawatirkan.

Media Siprus melaporkan penemuan itu pada 8 Januari 2022 lalu, menggambarkannya sebagai latar belakang genetik varian Delta bersama dengan beberapa mutasi Omicron.

Meskipun ada kemungkinan menggabungkan virus corona secara genetik, hal itu jarang terjadi, dan para ilmuwan yang menganalisis penemuan yang disebut Deltacron menyebut hal itu tidak mungkin.

"Urutan 'Deltacron' Siprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi," ujar Tom Peacock, ahli virologi dengan departemen penyakit menular di Imperial College London, dalam twitnya, baru-baru ini.

Jeffrey Barrett, kepala Inisiatif Genomik Covid-19 di Institut Wellcome Sanger Inggris, mengungkapkan, dugaan mutasi terletak pada bagian genom yang rentan terhadap kesalahan dalam prosedur pengurutan tertentu.

"Ini hampir pasti bukan rekombinan biologis dari garis keturunan Delta dan Omicron," jelasnya, dikutip dari AFP.

Para ilmuwan sangat ingin melawan banjir disinformasi tentang covid-19, yang sebagian besar beredar secara online.

Pekan lalu, laporan yang belum diverifikasi muncul tentang virus "florona" atau "flurone", kombinasi flu dan virus corona, yang ditolak Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Jangan gunakan kata-kata seperti Deltacron, florona atau flurone. Tolong. Kata-kata tersebut menyiratkan kombinasi virus/varian dan itu tidak terjadi," tulis Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi penyakit menular di WHO, di Twitter.

Walaupun orang dapat menderita influenza dan virus corona pada saat yang sama, kedua virus itu tidak dapat bergabung.

Berbeda dengan varian baru covid-19 seperti Omicron yang sangat berdampak pada jalannya pandemi, kasus infeksi simultan flu dan virus corona bukanlah hal baru.

Sejak awal pandemi, virus corona telah memunculkan belasan varian yang empat di antaranya ditetapkan menjadi perhatian oleh WHO, yakni Alpha, Beta, Delta, dan Omicron. (CNNIndonesia.com/Tribunnews/Kompas.com)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved