Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Dosen UNJ Ubedilah Badrun Dapat Ancaman Setelah Laporkan Dua Putra Jokowi Kaesang dan Gibran ke KPK

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun disebut mengalami ancaman setelah melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo

Editor: rival al manaf
kolase tribunjateng.com
Biodata Ubedilah Badrun Dosen UNJ yang Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun disebut mengalami ancaman setelah melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik-baik saja," kata Badrun dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (16/1/2022).

Selain ancaman ia juga mengalami sejumlah kejanggalan seperti ada yang mengintai rumahnya hingga dihubungi nomor tidak dikenal.

Adapun, Badrun melaporkan Gibran dan Kaesang karena diduga memiliki relasi bisnis yang erat dengan anak petinggi PT SM, induk dari PT PMH yang terlibat kasus pembakaran hutan di tahun 2015.

Baca juga: Faldo Ingatkan Laporan Disertai Bukti, Ubedilah Menyadari Risiko Melaporkan Gibran dan Kaesang

Baca juga: Siapa yang Lebih Kaya, Jokowi atau Gibran? Ternyata Selisih Jauh, Ini Perbandingan Kekayaan Mereka

Baca juga: Ruhut Sitompul Sebut Dosen UNJ yang Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK Bisa Terancam 7 Tahun Penjara

Badrun menyebut, laporan tersebut merupakan itikad baik untuk kepentingan nasional.

Namun, buntut dari laporan tersebut, Badrun justru mengalami sejumlah kejanggalan.

Ia mengaku diteror di media sosialnya, diintai oleh orang tak dikenal hingga dituding ada keterlibatan dengan partai politik tertentu.

Berikut penjelasan lengkap terkait sejumlah hal yang dialami Ubedilah Badrun setelah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK:

Diteror di Media Sosial

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun angkat suara soal adanya dugaan teror atau ancaman terhadap dirinya.

Badrun menyebut, ancaman itu ia rasakan baik di jagat maya dan dalam kesehariannya.

Meski begitu, dugaan ancaman psikologis itu ditanggapi santai oleh Aktivis Reformasi 98 ini

"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik-baik saja," kata Badrun kepada Tribunnews.com, Minggu (16/1/2022).

Adapun bentuk teror psikologis yang dialami Badrun di antaranya kontak yang tak dikenal kerap menghubunginya.

"Kontak yang tidak dikenal memang ada yang menghubungi saya di malam hari, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror," beber Badrun.

Kediamannya Diintai Orang Tak Dikenal

Selain diteror di media sosial, rupanya Badrun juga mengalami kejanggalan di kediamannya.

Ia mengaku menemui orang tak dikenal yang diduga mengintai kediamannya.

"Dua hari lalu memang ada orang yang tidak dikenal dan tidak pernah terlihat sepanjang saya tinggal 13 tahun lebih di sini."

"Orang itu menggunakan kendaraan roda dua dan duduk ditempat istirahat lapangan basket, terlihat mengamati rumah sekitar 20 menit."

"Kehadiran sopir tetangga ke lokasi itu yang membuat ia pergi dari lokasi duduknya, selebihnya wallahua'lam," jelasnya.

Meski ada beberapa kejanggalan yang ia alami setelah melaporkan putra presiden ke KPK, Badrun berharap hal itu bukan bagian dari ancaman.

Ia tetap berpikir positif dan menyatakan bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja.

"Semoga motifnya bukan dalam rangka teror psikologis, saya positive thinking saja bahwa itu semua jauh dari motif teror. Alhamdulillah saya saat ini baik baik saja," ujar Badrun.

Dituding Terlibat dengan Parpol Tertentu

Di sisi lain, setelah mendapatkan teror, tudingan politik juga muncul untuk menyerang Ubedilah Badrun.

Satu di antaranya tudingan dari Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Hasto menduga Badrun terlibat dengan partai politik tertentu.

Hasto mengatakan, PDIP melalui DPC Kota Surakarta sudah menjalin komunikasi dengan Gibran soal adanya laporan yang dibuat Badrun.

"Ya komunikasi dilakukan terutama di DPC PDIP di kota Surakarta dan klarifikasi langsung yang dilakukan oleh mas Gibran," kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (17/1/2022), dikutip dari Tribunnews.

Hasto pun menilai, apa yang disampaikan oleh Gibran dianggap sebagai hal yang positif.

Terlebih, ia menyebut upaya hukum yang dilakukan Ubedillah dinilai sarat akan kepentingan politis.

"Menurut saya ya hal yang positif langsung meredam berbagai upaya yang menggunakan hukum sebagai alat kendaraan politik dengan motif-motif tertentu," ucap Hasto.

Hasto juga menyoroti soal sepak terjang Ubedillah terutama di sosial media. Dimana, Ubedillah punya keterlibatan tertentu dengan partai politik.

"Dan kita melihat kami sendiri melihat bagaimana rekam jejak saudara Ubedillah tersebut dalam termasuk dalam pergerakan di sosmed yang mengungkapkan keterlibatannya dengan partai politik tertentu," jelasnya.

Dipolisikan oleh Relawan Jokowi Mania

Sebelumnya diberitakan Tribunnews, Ketua Jokowi Mania melaporkan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun ke Polda Metro Jaya pada Jumat (14/1/2022).

Pelaporan yang dilakukan pria yang akrab disapa Noel karena Ubedilah dituding atas atas dugaan fitnah terhadap keluarga presiden yakni putra Joko Widodo, Gibran dan Kaesang.

Laporan tersebut diterima dengan nomor register LP/B/239/I/2022/SPKT/Polda Metro Jaya, Tanggal 14 Januari 2022.

"Kami melaporkan Dosen UNJ Ubedilah Badrun di Pasal 317 KUHP. Ubedilah diduga telah membuat tudingan tak berdasar kepada keluarga presiden tanpa data dan fakta," kata Immanuel di depan Gedung SPKT Polda Metro Jaya, Jumat (14/1/2022).

Noel yang juga Ketua Ikatan Aktivis '98 itu telah mempertimbangkan laporan yang dibuatnya.

Noel memberi kesempatan untuk Badrun membuktikan pelaporannya ke KPK atas dugaan keterlibatan dengan Perusahaan terkait kebakaran laham pada 2015.

"Kami memberikan kesempatan kepada Ubedilah Badrun untuk meminta maaf sebelum kita buat LP."

"Saya dengan Ubedillah merupakan rekan sesama aktivis 98, karena dia tak bisa membuktikannya kepada publik maka kita laporkan."

"Karena ini berkaitan dengan kehormatan seseorang pejabat negara dan laporannya atas kesaksian palsu dan berita bohong atau hoaks," jelas Noel.

Noel bersikukuh, apa yang dilakukan Ubedilah dengan melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK tidak berbasis data.

Ia sangat yakin laporan keterlibatan putra Jokowi dengan seorang pemilik perusahaan tak bisa dibuktikan kepada publik.

"Dia kawan saya dan seorang dosen aktivis kok bisa membuat laporan tidak berbasis data dan fakta."

Baca juga: CEO Dorna Sports Ancam Batalkan MotoGP Mandalika, Sandiaga Uno: Kita Tidak Terima Jika Diancam

Baca juga: Dibully dengan Tagar Haruna Out, Bos Madura United: Shin Tae-yong Ditunjuk Exco PSSI Bukan Netizen

Baca juga: AS Roma dan AC Milan Berebut Pemain Marseille, Jose Mourinho Akan Korbankan Satu Pemainnya

"Makanya kami menyanyangkan sekali ke dia untuk membuktikan itu. Jadi kami meminta Ubedilah Badrun untuk meminta maaf kepada publik," kata Immanuel.

Noel turut menyertakan bukti dalam pelaporannya ke polisi. Ia membawa bukti berupa video rekaman ucapan Ubedilah saat melaporkan Gibran dan Kaesang di KPK.

"Pertama rekaman video kemudian durasi saat dia sampaikan laporan keterlibatan Gibran dan Kaesang saat di KPK. Itu jadi bukti-bukti kami sampaikan ke penyidik," tutup Noel.

(Tribunnews.com/Maliana/Fandi Permana/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Igman Ibrahim)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dosen UNJ Ubedilah Badrun Diteror dan Dituding Terlibat Parpol Tertentu, 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved