Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Sosok Warsikin Perajin Wayang Kulit Asal Banyumas, Karyanya Dipesan Dalang Top Termasuk Ki Enthus

Karya wayang kulit yang dibuatnya sudah dipakai oleh para dalang terkenal di Jateng khususnya Banyumas, Purbalingga, hingga Cilacap

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Permata Putra Sejati
Warsikin (48) pengrajin wayang kulit asal Desa Kalisari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas saat membuat wayang di rumahnya, Selasa (18/1/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Dalam seni pertunjukan wayang, salah satu yang belum banyak tahu adalah soal sosok si pembuat wayang.

Dialah Warsikin (48) seorang pengrajin wayang kulit asal Desa Kalisari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.

Warsikin sudah menekuni seni membuat wayang kulit sejak tahun 2000 atau sudah 21 tahun.

Karya wayang kulit yang dibuatnya sudah dipakai oleh para dalang terkenal di Jateng khususnya Banyumas, Purbalingga, hingga Cilacap.

Salah satu dalang yang senang dengan hasil karya Warsikin adalah dalang Ki Enthus Susmono.

"Kalau karakter Bima dan Buto butuh waktu satu wayang itu satu minggu jadi.

Kalau rumit itu gunungan sekitar 2 minggu," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (18/1/2021).

Adapun kulit yang digunakan adalah dari kulit kerbau dan sapi.

Ibarat besi, kulit kerbau dianggap lebih awet dan cepat kering.

Adapun proses awal pembuatan wayang kulit diawali dengan mengeringkan kulit kerbau atau sapi yang sudah dikuliti.

"Awalnya itu dari kulit basah dikeringkan satu minggu lebih, dapat lembaran kemudian dipola, kemudian ditatah atau semacam ukir.

Setelah itu diamplas dan diwarnai," jelasnya.

Satu wayang bisa dihargai Rp 1.2 juta, harganya akan sedikit lebih mahal bila pegangannya menggunakan tanduk kerbau sehingga bisa naik lagi menjadi Rp 1.5 juta.

Dalam sebulan ia mengaku bisa membuat 5-6 wayang kulit.

"Tokoh mahal seperti buta harganya sekitar Rp 1.5 juta karena detail.

Kalau wayang gunungan Rp 2 juta versi klasik," ungkapnya.

Ia mengaku belajar membuat wayang kulit secara otodidak.

Darah seni memang sudah ada dalam diri Warsikin karena Eyang buyutnya dulu juga seorang dalang.

Pertama kali buat wayang adalah tokoh Antareja dan saat ini dia sudah mengoleksi sebanyak 110 wayang.

Dalam membuat wayang, tentunya ada pakem pakem tertentu.

Contohnya adalah gagrak Solo, bentuk postur tubuh wayang akan sedikit berbeda dengan Jogja dan Banyumasan.

Warsikin berharap kondisi saat ini yang sudah lebih baik, agar para dalang dan seni wayang dapat kembali pentas.

Karena otomatis hal ini akan berpengaruh pula dengan produksi wayang. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved