Fokus
Fakus : Babad Alas Nusantara
KOCAP kacarita, setelah Pandawa kembali ke Astina, pascaperistiwa Bale Sigala-gala, Prabu Destarata, atas saran Patih Sengkuni
Penulis: achiar m permana | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Achiar M Permana
Wartawan Tribun Jateng
KOCAP kacarita, setelah Pandawa kembali ke Astina, pascaperistiwa Bale Sigala-gala, Prabu Destarata, atas saran Patih Sengkuni memberi bagian wilayah pada Pandawa berupa Hutan Wanamarta.
Pemberian ini, tak lain adalah tipu daya Sengkuni dalam usaha menyingkirkan Pandawa. Hutan Wanamarta merupakan hutan yang sangat angker dan terdapat kerajaan jin, Cintakapura.
Sengkuni berharap, Pandawa akan mati saat babad hutan angker tersebut.
Di Kerajaan Cintakapura bertakhta Prabu Yudistira. Dia memiliki dua adik sekandung, yaitu jin Werkudara atau Dandunwacana yang menjadi adipati Jodipati dan Kumbangaliali atau Dananjaya, yang berkedudukan di Kadipaten Madukara.
Yudistira juga memiliki adik tiri, seayah lain ibu, yaitu sepasang jin kembar, jin Nakula yang menjadi adipati Sawojajar dan jin Sadewa yang menjadi adipati di Buweratalun.
Singkat cerita, Prabu Yudistira merasa terusik oleh kehadiran para Pandawa ke Alas Wanamarta.
Kemudian terjadilah pertempuran antara Pandawa dan para jin penunggu hutan tersebut. Puntadewa melawan jin Yudistira, Bima menghadapi jin Werkudara, Arjuna bertempur dengan jin Dananjaya, Pinten bertarung melawan jin Nakula, dan Tangsen harus mengatasi jin Sadewa.
“Mesthi Pendawane sing menang ya, Kang? Biyassaaa...,” tiba-tiba Dawir, sedulur batin saya, nyeletuk dari balik tengkuk.
Dalam pertempuran itu, wadyabala Cintakapura tidak mampu menandingi kesaktian para Pandawa. Jin Yudistira menyerah pada Puntadewa, jin Werkudara takluk di tangan Bima, Jin Kumbangaliali atau bertekuk lutut di hadapan Arjuna.
Begitu juga jin Nakula dan Sadewa, harur mengakui keunggulan ksatria kembar, Pinten dan Tangsen.
Walhasil, mereka kemudian menyatu dan sekaligus membantu para Pandawa mewujudkan istana di Alas Wanamarta. Jadilah Kerajaan Indraprasta atau Amarta.
Kisah para Pandawa membangun Kerajaan Amarta di tengah alas gung liwang-liwung, serta-merta melejing ke kepala saya, berkait paut dengan rencana Pemerintah Republik Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo membangun ibu kota baru.
Rencana besar, yang sebenarnya telah beredar pada tataran wacana sejak era Presiden Soekarno, sudah kian mendekati kenyataan.