Wawancara Khusus
WAWANCARA Menteri Luar Negeri : Korsel Antusias Garap Proyek IKN Nusantara
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan negara asing menyambut baik rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Saya ingin menegaskan tidak ada satupun untuk kepentingan negara lain.
Apakah RRT termasuk yang menanyakan perihal pembangunan IKN Nusantara?
Iya betul RRT termasuk yang menanyakan. Saya juga lupa menyebutkan Uni Emirat Arab (UEA) intensif sekali bicara dalam konteks pembangunan ibu kota negara baru.
Dan juga Singapura. Sebentar lagi Presiden Jokowi akan bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsein Loong pasti isu itu juga akan naik.
Sekali lagi pada saat kita bicara kerjasama dengan politik bebas aktif kita. Maka kita bebas bekerjasama dengan siapapun tapi kita aktif berkontribusi dalam upaya menyelesaikan masalah.
Setelah kunjungan ke Beli beberapa waktu lalu, apakah Provinsi Bali bisa kembali bangkit berkaitan adanya event G20?
Insya Allah akan membawa kebangkitan tidak hanya bagi Bali tapi kebangkitan industri yang terkait hospitality.
Semuanya harus dihitung bahwa kita masih dalam kondisi pandemi. Jadi tidak serta merta dibebaskan begitu saja sehingga kita abai terhadap protokol kesehatan.
Memang Bali memiliki ciri yang agak khusus dibanding provinsi lain. Pemasukan dari sektor pariwisata sangat dominan. Dengan kegiatan-kegiatan G20 di Bali sangat diharapkan akan membantu mengembalikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata yang terbaik untuk dunia.
Saya hampir setiap bulan ke Bali untuk mengecek kesiapan. Kadang orang tanya Menteri Luar Negeri ke Bali ngecek urusannya apa ya.
Terkadang saya tandem dengan Mas Basuki (Menteri PUPR), Mas Budi Karya (Menteri Perhubungan) dengan Mas Erick juga (Menteri BUMN). Itu karena persiapan infrastruktur dan logistik tidak akan bisa lepas dari kebutuhan substansinya.
Karena itu saya tandem menteri yang terkait logistik dan infrastruktur termasuk dengan Pak Luhut Menko Kemaritiman dan Investasi.
Apakah event G20 yang dominasi kegiatannya di Bali ini untuk membuat ekonominya kembali bergeliat?
Prinsipnya kita ingin melakukan kegiatan pertemuan di berbagai kota Indonesia. Karena Indonesia bukan hanya Bali. Namun demikian, kita ini sedang dalam situasi pandemi.
Dengan pandemi ini maka terdapat infrastruktur yang agak spesifik agar kegiatan dapat dilakukan di satu tempat. Misalnya fasilitas rumah sakitnya. Jika terjadi apa-apa dengan delegasi maka kita dapat melakukan treatment terhadap delegasi tersebut.
Kemudian fasilitas infrastruktur karena sidangnya cukup besar dalam hal ini Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Kita perlu memperhatikan ketersediaan hotel. Sekali lagi prinsipnya kita ingin sebar tapi harus melihat dukungan infrastruktur. Bali dan Jakarta memenuhi itu. (Tribun Network/Reynas Abdila)