Berita Semarang
Ditegur Hendak Ngopi, Perempuan Ini Ngamuk di Kafe Semarang: Kursi dan Meja Dilempar
Sebuah kafe di Jalan Ahmad Dahlan, Pekunden, Semarang tengah, pagi tadi didatangi seorang perempuan paruh baya
Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebuah kafe di Jalan Ahmad Dahlan, Pekunden, Semarang tengah, pagi tadi didatangi seorang perempuan paruh baya, Kamis (27/1/2022) sekira pukul 09.45 WIB.
Pakaian perempuan itu cukup nyentrik berupa jilbab merah menggunakan kain taplak meja.
Baju warna cokelat dipadankan dengan rok warna abu-abu.
Perempuan itu juga memakai helm warna hijau.
Dengan dandanan seperti itu, perempuan tersebut memasuki area kafe yang ketika itu masih persiapan hendak buka.
"Ya sudah ada karyawan yang lagi siap-siap mau buka kafe," terang relawan Semarang, Marsudi.
Menurutnya, perempuan itu ternyata Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Identitas perempuan itu Rustiyaningsih (48) warga Tampomas, Petompon, Gajahmungkur.
Setiba di kafe itu, ODGJ perempuan itu langsung duduk di kursi pembeli yang berada di pojokan kafe.
"Lagaknya sudah kayak pembeli mau beli kopi," katanya.
Sontak, kedatangan ODGJ membuat karyawan kafe panik lalu memanggil satpam.
Kemudian satpam itu berusaha menegur ODGJ agar meninggalkan area kafe.
Tak terima ditegur satpam, ODGJ itu lantas mengamuk.
"Kursi dan meja dilempar, pot bunga dibanting," jelas Marsudi.
Pihak kafe yang kewalahan meladeni perempuan ODGJ tersebut lantas melaporkan kejadian itu ke sejumlah relawan dan pihak kepolisian.
Mereka yang tiba di lokasi kejadian segera menenangkan ODGJ tersebut.
"Awalnya satpam kafe hendak mengikat perempuan itu namun saya larang takut kesalahan," paparnya.
Ia pun mendekati ODGJ tersebut lalu menenangkannya.
Selepas agak tenang, ia menghubungi pihak terkait lainnya seperti Dinsos dan Satpol PP.
"Akhirnya ODGJ itu mau dibujuk dan dibawa ke RSJ Amino Gondhoutomo Semarang," terangnya.
Ia menambahkan, perempuan ODGJ itu kondisi kejiwaannya belum terlalu parah.
Bahkan, ODGJ itu mendatangi kafe dengan mengendarai motor dan membawa SIM.
"ODGJ itu tinggal sendirian di rumahnya. Kebanyakan kerabat ada di luar Jawa seperti Manado dan Bali. Ada kerabat jauh di Sampangan," ungkapnya. (Iwn)