Berita Semarang
Ada Aturan Harga Curah Rp11.500 Per Liter, Agen Minyak Goreng Curah Pilih Tak Kulakan
Sejumlah agen dan pedagang minyak goreng di Pasar Karangayu Semarang memilih untuk tidak kulakan produk tersebut.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
Ia pun terpaksa tetap memilih jual rugi ratusan karton minyak goreng kemasan di gudangnya.
Ia tak bisa berlama-lama menahan barang tersebut di gudang.
Akhirnya ia harus menelan kerugian hampir Rp10 juta akibat menjual ratusan karton minyak goreng tersebut.
"Di jual sekarang rugi, jika dijual nanti kerugian akan lebih besar karena kebijakan pemerintah," ungkapnya.
Diakuinya, telah didatangi beberapa sales produsen minyak goreng kemasan bermerek.
Ia telah didata seperti meminta NPWP dan KTP agar mendapatkan jatah minyak goreng murah.
Para sales itu berjanji akan mengedrop ratusan karton minyak goreng namun sampai saat ini barang belum datang.
"Saya tidak tahu kenapa barang sampai sekarang belum dikirim, mungkin nanti mepet tanggal 1 Februari," jelasnya.
Untuk minyak goreng curah, ia tak alami kerugian apapun.
Sebab, sistem pembelian yang dilakukan setiap hari.
"Kalau minyak goreng kemasan kita beli bikin stok sebaliknya minyak goreng curah belinya harian," paparnya.
Maka ketika muncul kebijakan pemerintah yang mematok harga minyak goreng curah Rp11.500 per liter, ia memilih tidak menjual komoditas itu.
"Jujur saja, muncul aturan itu saya lalu pilih tidak kulakan karena takut merugi," bebernya.
Ia mengatakan, setiap kulakan minyak goreng curah sebanyak 50 jerigen.
Satu jerigen minyak goreng curah berisi 16 kg.