Berita Semarang
Ajarkan Kemandirian Anak untuk Mengelola Uang dengan Aktivitas Belanja Bulanan
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi mandiri sehingga mampu membedakan hal-hal yang menjadi kebutuhan dengan keinginan.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG, SEMARANG - Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi mandiri sehingga mampu membedakan hal-hal yang menjadi barang kebutuhan dengan keinginan.
Tidak terkecuali bagi Dina Pramestya Rini (41).
Karena itu, terhadap buah hatinya Azzahra Mahia Kandithsari (11) semenjak kecil selalu dilibatkan dalam aktivitas belanja bulanan untuk memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari.
Dina mengatakan sebagai orangtua yang memiliki anak perempuan merasa harus mengajarkan hal-hal yang kelak bakal menjadi tanggungjawabnya.
Baca juga: Tindakan Tercela Polisi Bripka BT Perkosa Mahasiswi Magang: Jangan tiru saya ya
Baca juga: Viral UK Pria Asal Solo Berkicau di Twitter Mengaku Lakukan Sejumlah Pelecehan Seksual
Ia, tidak ingin kelak dewasa anaknya menjadi kurang bijak dalam menggunakan uang lantaran semasa kecil tidak pernah diajari.
Sehingga, hasil kerjanya justru lebih banyak dipakai membeli barang yang bukan menjadi kebutuhan.
“Kebetulan anak saya hobinya masak, terus momen pandemi kemarin lebih banyak di rumah. Jadi, persisnya saya benar-benar kayak mengajari sesuatu yang kelak jadi tanggungjawabnya ya dua tahun terakhir ini.
Tujuannya, supaya dia bisa membedakan mana-mana barang itu penting dan tidak dibeli saat pergi berbelanja baik mingguan ataupun bulanan,” terangnya
Ia menambahkan, rutin melakukan belanja kebutuhan pokok bersama anaknya ke toko swalayan minimal dua minggu sekali atau sebulan.
Dari kesempatan itu lanjutnya, mulai proses identifikasi bahan-bahan di rumah yang telah habis semuanya dikerjakan anaknya.
Aktivitas itu, dimaksudkan supaya anaknya secara tidak langsung memiliki kepedulian terhadap kebutuhan rumah tangga.
Dina menyatakan, saat sedang menyortir berbagai kebutuhan sebelum berbelanja anaknya pun diwajibkan mencatat.
Hal itu kata dia, agar memudahkan dalam proses belanja manakala kebetulan kondisi toko sedang ramai. Di luar itu, membiasakan anak fokus pada tujuan berbelanja bukan akhirnya membeli barang lainnya.
“Untuk sekarang pola itu sudah berjalan dari perencanaan sampai termasuk anggaran jajan. Untuk jajan, dia juga saya kasih batasan harga. Jadi, kalau saya menilai setiap kali jadwal belanja dia pasti yang menulis catatan barang mau dibeli anaknya pun senang mungkin karena kayak pergi liburan dan tidak merasa diperintah,” katanya
Perempuan asal Kota Salatiga tersebut melanjutkan, disaat belanja juga membiasakan anaknya memisahkan barang-barang masuk kategori pangan dan non pangan seperti sabun, detergen, shampoo maupun lainnya.