Berita Semarang
Sektor Pertanian Jateng Tumbuh saat Pandemi: Butuh Teknologi
Anggota DPD RI Dapil Jateng, Abdul Kholik menuturkan harus ada 3 poros pertumbuhan ekonomi.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perubahan geopolitik dan geoekonomi mengharuskan Jateng melakukan antisipasi dan penyesuaian kebijakan ekonomi.
Kebijakan ekonomi perlu ke arah kemandirian memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi.
Anggota DPD RI Dapil Jateng, Abdul Kholik menuturkan harus ada tiga poros pertumbuhan ekonomi.
Dengan ini dapat meningkatkan konektivit

as, kolaboratf berbasis kawasan dan penyederhanaan perencanaan pembangunan.
Tiga poros tersebut yakni Jateng Utara yang meliputi Semarang Raya dan Pantura (kawasan megapolitan), Jateng Timur meliputi Solo Raya (megapolitan dengan industri manufaktur dan agropolitan), Jateng Selatan meliputi wilayah Banyumas Raya ditambah Kedu yang fokus agropolitan dan pariwisata.
Terkait agropolitan, pandemi Covid-19 berdampak kepada semua tatanan kehidupan masyarakat, termasuk aktivitas perekonomian. Namun demikian, dari berbagai sektor penggerak pertumbuhan ekonomi, pertanian merupakan sektor yang dapat dikatakan tidak terlalu berdampak.
Bahkan, sektor pertanian tumbuh positif di masa pandemi. Sehingga sektor ini lah yang memiliki peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Data pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Jateng triwulan ketiga 2021 dibandingkan dengan triwulan ketiga 2020 (c to c) tumbuh 2,44 persen. Ini menyumbang (share) pertumbuhan ekonomi secara nasional pada periode yang sama sebesar 8,42 persen.
"Ekonomi Jateng secara kumulatif sampai dengan triwulan ketiga 2021 menunjukan arah perbaikan seperti pada kondisi normal atau sebelum terjadi pandemi," kata Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jateng, Didik Nursetyohadi saat rapat koordinasi dengan Abdul Kholik di Kantor DPD RI Jateng Semarang, Rabu (26/1).
Pertanian tercatat sebagai satu sektor yang konsisten berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jateng, terutama selama masa pandemi.
73,27 persen perekonomian Jateng masih didominasi empat kategori lapangan usaha utama. Pertama, paling banyak yakni industri pengolahan (34,06 persen), pertanian (14,32 persen), perdagangan dan reparasi (13,80 persen), dan konstruksi (11,09 persen).
Masih berdasarkan catatan BPS, sektor pertanian pada 2020 dan 2021 (masa pandemi) mengalami pertumbuhan positif dibandingkan pada 2019 (sebelum pandemi).
Sektor pertanian tumbuh 1,11 persen pada 2020 dan 1,12 persen pada 2021 pada triwulan ketiga.
"Sektor industri pengolahan masih belum pulih dibandingkan 2019 atau sebelum pandemi. Sektor pertanian relatif stabil atau tahan terhadap pandemi. Pertanian di sini tidak hanya sawah, tetapi juga termasuk perikanan, perkebunan, dan sebagainya," jelasnya.