Berita Semarang
Sektor Pertanian Jateng Tumbuh saat Pandemi: Butuh Teknologi
Anggota DPD RI Dapil Jateng, Abdul Kholik menuturkan harus ada 3 poros pertumbuhan ekonomi.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
Pangan menjadi kebutuhan masyarakat di masa pandemi. Oleh karena itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian tidak mengalami kontraksi seperti yang dialami sektor lainnya.
Namun demikian, kondisi pertanian 2021 sempat minus 5,77 beberapa bulan. Penurunan ini bukan disebabkan efek pandemi, melainkan efek musiman atau iklim.
Sementara, Abdul Kholik mengatakan bahwa pertanian merupakan kekuatan di Jateng.
"Jateng memiliki kekuatan pertanian. Terbukti, pandemi pertanian stabil. Bahkan menjadi katup pengaman untuk lapangan kerja. Jadi ada mobilisasi warga bergerak di sektor pertanian," kata senator asal daerah pemilihan Jateng tersebut.
Dari data, produk pertanian mengalami tren kenaikan, namun bulan-bulan tertentu atau musim hujan, trennya turun. Hal ini karena sektor pertanian tergantung musim.
"Berdasarkan data, tiga bulan pada akhir tahun, biasanya fasenya menurun. Ini mestinya menjadi catatan penting," ucap Abdul Kholik.
Menurutnya, untuk meningkatkan efisiensi kerja serta nilai ekonomi dari produk pertanian yang dihasilkan, para petani semestinya tidak mengandalkan pertanian konvensional.
Abdul Kholik menegaskan, Jateng harus menerapkan konsep pertanian yang memanfaatkan teknologi informasi dan digital.
Tujuannya, untuk melakukan optimalisasi meningkatkan hasil baik secara kualitas dan kuantitas serta efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.
"Perlu ada terobosan, teknologi, merekayasa iklim, lahan, memaksimalkan lahan sehingga produksi pertanian stabil, bahkan bisa meningkat. Sektor pertanian konvensional tidak akan mencukupi. Padahal sektor andalan yang tahan krisis dan paling berpotensi di Jateng itu pertanian. Dioptimalkan dengan sentuhan teknologi sehingga jadi harapan Jateng ke depan," ucapnya.
Selain itu, diperlukan revitalisasi sektor usaha pertanian. Semisal perluasan areal tanam, penanaman di lahan baru, dan sebagainya. (*)