Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Rusia Disebut Bakal Invasi Ukraina, Jenderal AS Perkirakan Serangan Akan Mengerikan

Jenderal Militer AS Mark Milley bahkan memperkirakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengerikan dan akan menelan sejumlah besar korban.

AFP/ANATOLII STEPANOV
Prajurit Pasukan Militer Ukraina, membelai seekor anjing di parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat Avdiivka, Donetsk, Ukraina tenggara, pada 9 Januari 2022. 

TRIBUNJATENG.COM, KIEV - Sejak tahun lalu, Rusia mengerahkan sekitar 100.000 pasukan serta ribuan perangkat militer ke dekat perbatasan Ukraina yang memicu kekhawatiran Barat akan perang lanjutan.

Rusia disebut-sebut bakal melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina pada awal 2022.

Laporan itu berkali-kali dibantah Kremlin.

Baca juga: LIPUTAN KHUSUS: Kenapa  Angka Kasus Pasien Meninggal karena Komorbid Turun dengan Adanya Vaksinasi?

Jenderal Militer Amerika Serikat (AS) Mark Milley bahkan memperkirakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengerikan dan akan menelan sejumlah besar korban.


Jenderal Milley menggambarkan penumpukan 100.000 tentara Rusia di dekat perbatasan Ukraina sebagai yang terbesar sejak Perang Dingin.


Meski, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan konflik masih bisa dihindari melalui penggunaan diplomasi.

Di sisi lain, Rusia membantah rencana untuk menyerang dan mengatakan dukungan AS untuk Ukraina adalah sebuah ancaman.

Pada konferensi pers di Pentagon pada hari Jumat, Jenderal Milley, perwira militer paling senior di AS, memperingatkan bahwa skala pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina berarti serangan akan memiliki konsekuensi yang parah.

"Jika itu dilepaskan ke Ukraina, itu akan menjadi signifikan, sangat signifikan, dan akan mengakibatkan sejumlah besar korban," kata ketua kepala staf gabungan seperti dikutip dari BBC, Sabtu (29/1)

Pertempuran di daerah perkotaan yang padat akan menjadi mengerikan, akan mengerikan, tambah Jenderal Milley.

 
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan AS berkomitmen untuk membantu Ukraina mempertahankan diri, termasuk dengan menyediakan lebih banyak persenjataan.

"Konflik tidak bisa dihindari. Masih ada waktu dan ruang untuk diplomasi," kata Austin, meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meredakan situasi.

"Tidak ada alasan bahwa situasi ini harus berubah menjadi konflik... Dia dapat memerintahkan pasukannya pergi," tambahnya.


Juga pada hari Jumat, Presiden Biden mengatakan dia akan mengirim sejumlah kecil pasukan ke Eropa Timur dalam waktu dekat, untuk memperkuat kehadiran NATO di wilayah tersebut. Dia tidak merinci di mana mereka akan ditempatkan atau kapan mereka akan tiba.

Awal pekan ini, Pentagon mengatakan ada 8.500 pasukan siap tempur yang bersiaga, siap dikerahkan dalam waktu singkat.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved