Wisata Blora
Hawa Syahdu Tempat Nongki Baru Kedung Maling Di Blora
Kini ada tempat nongkrong baru di wilayah Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Kini ada tempat nongkrong baru di wilayah Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora.
Tempat nongkrong dengan konsep adat ala suku pedesaan ini menawarkan suasana syahdu dibalut dengan hawa alam di bawah rindang pohon jati khas Blora.
Terletak tepatnya di Dusun Kedung Maling Desa Kalisari ini pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam dengan makanan khas pedesaan yang bisa dipesan di warung tempat tersebut.
Ima, penjual warung di tempat tersebut mengatakan berjualan sudah 3 bulan di tempat nongkrong baru ini.
"Ini ramai kalau hari biasa, bakda dhuhuran keatas. Kalau weekend pagi sampe sore," ucapnya saat ditemui tribunjateng, Selasa (1/2/2022).
Ima mengungkapkan pengunjung tidak hanya dari lokal saja namun dari luar daerah.
"Pengelolanya dari kedung maling sendiri. Pengelola dari karang taruna desa kalisari. Katanya kerjasama Kalisari,Tanggel, Bekuthuk dan Kadengan," terangnya.
Dikatakannya, rencana tempat ini akan dibuat tempat wisata.
Dia berharap tempat ini bisa maju, ramai sampai jadi.
"Bawah itu bendungan, pemancingan atasnya dikasih fying fox," ujarnya.
Kepala Desa Kalisari, Supriyono mengungkapkan tempat ini sebelumnya rencana awal kerjasama 4 desa.
"Dijadikan satu, Bumdesma (Bumdes Bersama). Tapi temen-temen gak mau," ucapnya saat dihubungi.
"Rencana dikasih nama Adm Lawangsari," sambungnya.
Dirinya menuturkan mendapatkan bantuan dari provinsi untuk pembangunan tersebut.
"Itu uang 50 juta itu jadi gubug-gubug itu," ujarnya.
Terkait pengelolanya sendiri masih belum. Karena belum jadi.
"Pembangunannya baru 0,0 sekian persen lah. Itu tempat nongkrong aja, arahnya ke wisata," kata dia.
Supriyono menyebut ada 4 dusun di desanya yakni Kedung maling, Kalisari, Soko, dan Mapring.
"Kalau Sore biasanya saya kesitu,"
Dirinya menargetkan tahun ini ada flying fox. Nanti di angka 25 persen.
"Kalau dari perhutani sudah mengantongi ijin," ujarnya.
Bahkan dirinya dikasih lahan sebesar 34,8 hektare untuk wisata dan perkebunan.
"Yang ada tanaman jagung nanti di tanami buah. Ada embung juga. Kita juga sudah sampaikan ke pemerintah daerah," jelasnya.
Sementara itu, Ocha, pengunjung dari Desa Randublatung mengetahui tempat ini dari temannya.
"Ini bersama temen-temen tongkrongan. Saya menetap di randu aslinya Bandung," ucapnya.
Dirinya mengaku juga akan kembali kesini sama teman-temannya jika ada waktu.
"Enak, tempatnya adem," pungkasnya. (kim)
Baca juga: 739 Sepeda Motor Knalpot Brong Ditindak Satlantas Polres Karanganyar
Baca juga: Tahun Ini Target Pendapatan Retribusi Parkir di Semarang Rp 4,6 Miliar, Dishub: Sudah Tidak Pandemi
Baca juga: Kemajuan Hotel Santika Pekalongan Pakai Bioplastik Saripati Jagung Sebagai Ganti Kresek
Baca juga: Cek Harga Durian di Jalan Jensud Purwokerto, Tersedia Varian Lokal Hingga Bawor
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :