Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Mengapa Kasus Covid-19 Merangkak Naik di Kota Semarang? Hendrar Prihadi: Warga Mulai Abaikan Prokes

Dari 68 kasus, 48 kasus adalah warga Kota Semarang dan 20 kasus lainnya dari luar kota yang dirawat di Semarang. 

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tinjau vaksinasi booster massal yang diselenggarakan di Tri Lomba Juang Semarang, belum lama ini. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Covid-19 di Kota Semarang mulai merangkak naik beberapa waktu terakhir ini.

Jumlah kasus Covid-19 di Kota ATLAS ini didominasi oleh warga setempat. 

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, angka kasus Covid-19 kini didominasi warga dalam kota dibanding luar kota.

Baca juga: Solihun Kapok Berwisata ke Kota Semarang: Tarif Parkir Mobil Kok Dipatok Rp 30.000

Baca juga: Pungli Parkir Kembali Terjadi di Kota Semarang, Pengamat : Walikota Harus Segera Rapatkan Jajarannya

Baca juga: Geger! Perempuan Semarang Bunuh Diri Pakai Tali Rafia di Kamar Adik

Baca juga: Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Semarang Masih Rp18.500 Per Kg, Kemasan Rp 14.000 Per Liter

Dia menyebutkan, dari 68 kasus, 48 kasus adalah warga Kota Semarang dan 20 kasus lainnya dari luar kota yang dirawat di Semarang

Menurutnya, penyebab naiknya kasus di Kota Semarang karena protokol kesehatan yang tidak diterapkan secara baik.

Terutama mereka yang berasal dari luar kota atau warga yang melakukan perjalanan jauh.

Kenaikan kasus juga dimungkinkan karena Omicron telah masuk ke Semarang

"Bisa jadi (karena Omicron), tetapi kami tidak bisa berbicara mungkin."

"Namun, hasil laboratorium pertama, Omicron sudah masuk ke Semarang," ucap Hendi --sapaan akrabnya-- kepada Tribunjateng.com, Selasa (1/2/2022).  

Dia mengimbau warga tidak perlu risau melihat kenaikan kasus di Semarang.

Hal terpenting, kata dia, seluruh masyarakat harus disiplin protokol kesehatan

Meski mulai ada kenaikan kasus, tingkat kesembuhan pasien tergolong cepat.

Perbandingan temuan baru kasus Covid-19 dan jumlah pasien yang sembuh cenderung berimbang. 

"Umumnya tingkat kesembuhan cepat."

"Contoh, dari 25 hasil tracing positif, yang sembuh 11 orang."

"Yang sembuh maupun yang kena Covid-19 jumlahnya sama-sama berimbang," terangnya. 

Di sisi lain, upaya percepatan vaksinasi terus digalakkan oleh Pemkot Semarang.

Hendi optimis, percepatan vaksin dapat segera menyelesaikan persoalan Covid-19 di Kota Lunpia ini. 

"Angka Covid-19 mulai naik tapi kalau percepatan vaksin dilakukan insya Allah persoalan Covid-19 bisa diselesaikan secara baik," katanya. 

Sebelumnya, Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam memprediksi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Lunpia akan terjadi hingga akhir Februari 2022.

Prediksi ini dengan melihat angka kasus pada 2020 dan 2021, cakupan vaksinasi, dan protokol kesehatan

"Kami punya prediksi kasus Covid-19 di Semarang by mesin learning, peningkatan Covid sampai akhir Februari 2022."

"Prediksi ini, kami melihat kasus pada 2020 dan 2021."

"Cakupan vaksin lebih dari 6 bulan kami ikutkan, dan prokes."

"Mudah-mudahan ini bisa kami tekan," jelas Hakam kepada Tribunjateng.com, Selasa (1/2/2022). 

Dari sisi tempat isolasi, Hakam menyebutkan, Kota Semarang memiliki fasilitas kesehatan yang cukup banyak.

Ada 20 rumah sakit yang melayani pasien Covid-19.

Saat ini, tercatat ada sekira 10 pasien Covid-19 yang dirawat di runah sakit.

Pihaknya sudah mewanti-wanti rumah sakit untuk menyiapkan kembali tempat isolasi, obat-obatan, dan oksigen.

Begitu pula tempat isolasi terpusat di Rumah Dinas Wali Kota Semarang

"Yang di rumdin kapasitas 200."

"Yang di RS masuh tersedia sekira 800 tempat tidur isolasi," ucapnya.  

Dia melanjutkan, penekanan kasus dilakukan dengan mendorong pasien yang isolasi mandiri untuk pindah ke isolasi terpusat agar mendapatkan perawat maksimal.

Sampel virus pasien dengan CT value di bawah 30 akan dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui jenis virusnya. 

Di sisi lain, dengan melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat diharapkan tidak menyebabkan penyebaran yang lebih luas terhadap kontak erat.

Testing terhadap kontak erat juga terus dilakukan. 

Menurutnya, hingga saat ini tidak ada klaster penyebaran Covid-19 yang besar meski kasus di ibu kota Jawa Tengah ini mengalami kenaikan.

Klaster ditemukan hanya pada klaster keluarga.

Mayoritas temuan kasus baru berasal dari pelaku perjalanan beserta kontak eratnya. 

"Tidak ada klaster, klaster pun cuma keluarga."

"Temuan kebanyakan pelaku perjalanan."

"Mereka dari berpergian, kemuduan flu, dites ternyata positif."

"Selain itu, temuan kasus juga dari kontak erat," terangnya. 

Hakam menambahkan, upaya mendisiplinkan potokol kesehatan juga dilakukan dengan menggerakan seluruh komponen masyarakat.

Baik itu kelurahan, kecamatan, organisasi pemerintah daerah (OPD) terkait, dan seluruh stakeholder

Vaksinasi booster atau dosis ketiga juga terus dimasifkan untuk menekan Covid-19 varian apapun. (*)

Disclaimer Tribun Jateng

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Ribuan Warga Serbu Festival Durian Gempolan Kerjo Karanganyar, Fais: Harga Durian Terjangkau

Baca juga: Bupati Sukoharjo Etik Suryani Canangkan RKPD 2023 sebagai Tahun Inovasi Bagi Pemerintah Daerah

Baca juga: Momen Libur Imlek, Polres Tegal Siapkan 70 Personel Gabungan untuk Pengamanan di Beberapa Titik

Baca juga: Dongeng Robohnya Pohon Tua, Cerita Anak Sebelum Tidur Kaya Pesan Moral

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved